Pada tahun 750M Bani Abasiyah melakukan pembunuhan terhadap keluarga Bani Umayah. Namun, seorang pemuda yang bernama Abdurrahman bin Muawiyah bin Hasyim bin Abdul Malik berhasil melarikan diri. Kisah bagaimana Abdurrahman Ad-Dakhil meninggikan Islam di Benua Eropa tergolong luar biasa. Kala itu, Abdurrahman yang baru berusia 19 tahun harus kabur dari istana saat keluarganya dari Dinasti Umayah dihancurkan oleh Dinasti Abasiyah.
Ia sempat lari dari Iraq, mengarungi Suriah, menuju Palestina, dan berkali-kali terkepung oleh tentara Abasiyah. Kemudian ia menyebrangi Gurun Sinai ke Mesir, lalu melewati beberapa wialayah Afrika. Setelah mengembara selama lima tahun, perjalanannya berakhir di Andalusia (Spanyol), negeri yang telah ditaklukan oleh nenek moyangnya dari Bani Umayah.
Saat dalam perjalanan, Abdurrahman diikuti oleh 400 budak yang setia pada Bani Umayah. Ada yang mengatakan, ketika dia mendarat pada tahun 755 M, pasukan Syam menghadiahkan seorang budak perempuan yang sangat cantik. Ketika melihat dan memperhatikannya, dia berkata, "Sesungguhnya hati dan mata ini telah sepakat. Jika aku meninggalkan perempuan ini, berarti aku telah menzaliminya. Namun jika aku sibuk dengan perempuan ini, maka aku menzalimi kepentinganku. Karena itu, aku tidak memerlukannya." Kemudian dia mengembalikan perempuan itu kepada mereka.
Abdurrahman dikenal sebagai seorang yang cerdas dan berani. Ia memilih menaklukan Spanyol daripada harus merebut kembali kekuasaan khalifah dari tangan Abasiyah. Dengan pasukan yang dihimpunnya selama perjalanan, ia kemudian memilih menyerang Kordoba. Dia mampu menguasai Spanyol setelah mengalahkan Yusuf AlFihri, gubernur Andalusia (nama Spanyol waktu dulu) saat itu. Dia berhasil menaklukkan kota itu dan kemudian menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan.
Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur yang mendirikan Daulah Abasiyah pun terus mengancam posisi Abdurrahman. Beberapa kali Khalifah Al-Mansur mengirimkan bala tentaranya yang terdiri dari para budak yang setia kepada Daulah Abasiyah untuk mengembalikan Andalusia ke tangan mereka.
Ancaman terhadap Abdurrahman bukan hanya dari Abasiyah. Sejumlah orang dari bangsa Yamaniyun (Arab Selatan) tidak menghendaki Abdurrahman menjadi pemimpin mereka. Bersama sejumlah orang barbar mereka melakukan pemberontakan. Lagi-lagi, Abdurrahman mampu memadamkan berbagai pergolakan tersebut.
Ancaman selanjutnya: Dari Dunia Barat
Bersambung...
Referensi:
Sejarah Para Khalifah, Hepi Andi Bastoni, Pustaka Al-Kautsar. Ensiklpoedi Islam, Abdul Fatah,dkk., Departemen Agama RI.
0 comments:
Post a Comment