Inspirasi Terdepan Anda Dan Keluarga

Tuesday, January 31, 2017

Keajaiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Uang bisa dicari,llmu bisa digali,Tapi kesempatan : untuk mengasihi orang tua takkan terulang lagi,

Ketika anak kita menemukan jodohnya, dan mendapatkan wanita cantik yang berhasil merebut seluruh hatinya, tidak jarang orang yang pertama menjadi musuh si Anak adalah orang tuanya sendiri.

Orang tua yang semula begitu mulia, mendadak terasa menjadi sangat cerewet, dan menjadi sumber masalah rumah tangga. Apalagi bila si anak (laki²) tidak berhasil menyatukan hati istrinya dengan ibundanya.

Padahal, anak² yang merawat orang tuanya sampai wafat, kebanyakan di cintai Alloh, hal itu tercermin dalam karir hidupnya di Dunia, dan mereka cenderung menjadi orang yang sukses.

Mu’jizat Orang Tua, dapat kita temukan dalam sejarah hidup seorang sahabat di bawah ini :

Ketika ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, lyas meneteskan air mata tanpa meratap, lalu beliau ditanya seorang sahabat tentang sebab tangisannya,

Jawabnya, “Alloh telah membukakan untukku, beberapa pintu untuk masuk syurga, sekarang, satu pintu telah ditutup.”

Begitulah, orangtua adalah pintu syurga, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu² yang lain.

Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
"ORANG TUA adalah PINTU SYURGA YANG PALING TENGAH, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan dia, atau kamu hendak menjaganya.”
(HR Tirmidzi)

Al-Qadhi berkata, "Maksud pintu syurga yang paling tengah, adalah pintu yang PALING BAGUS dan PALING TINGGI.

Dengan kata lain, se-baik² sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam syurga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaganya.”

Bersyukurlah jika kita masih memiliki orangtua, karena di depan kita masih ada pintu syurga yang masih terbuka lebar.

Terlebih bila orangtua telah berusia lanjut.

Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun dan terkesan cerewet,

atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.

SUNGGUH TERLALU, ORANG YANG MENDAPATKAN ORANG TUANYA BERUSIA LANJUT, TAPI DIA TIDAK MASUK SYURGA, PADAHAL KESEMPATAN BEGITU MUDAH BAGINYA.

Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.. bersabda, "Sungguh celaka....., sungguh celaka,… sungguh celaka"

lalu Seseorang bertanya “Siapakah itu wahai Rosululloh?”
Beliau bersabda, “Yakni orang yang mendapatkan, salah satu orang tuanya, atau kedua orang tuanya berusia lanjut, namun ia tidak juga bisa masuk syurga.”
(HR Muslim)

Dia tidak masuk syurga karena tak berbakti, tidak mentaati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata²nya, dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri.

SAATNYA KlNI, KlTA BERKACA DIRI, SUDAHKAH LAYAK KITA DISEBUT SEBAGAI ANAK YANG BERBHAKTI ? SUDAHKAH LAYAK KITA MEMASUKI PINTU SYURGA YANG PALING TENGAH ?

Nasihat ini sebaiknya, kita sampaikan kepada anak² kita, Juga pengingat bagi saya..
Semoga bermanfa'at
 Wallahu 'a'lam bishshawab_
Share:

Kalimat Yang Membuat Setan Bertambah Kuat

Anda tentu sudah tahu bahwa setan akan selalu berusaha untuk menjerumuskan manusia ke dalam api neraka. Karenanya, Rasulullah SAW selalu mengingatkan umat Islam agar membentengi diri dari godaan setan.

Meski setan tidak pernah berhenti menggoda anak cucu adam agar bermaksiat, tapi dia tetap bisa dilemahkan dengan banyak amalan dan doa sehingga kita dijauhkan dari pengaruh buruknya.

Namun ternyata, ada juga kondisi yang membuat setan bisa membesar. Sayangnya, hal ini terjadi justru karena kalimat yang diucapkan oleh manusia sendiri.

Ternyata kalimat yang seharusnya tidak diucapkan oleh manusia agar setan tidak membesar adalah kalimat umpatan atau celaan terhadap setan. Hal ini sering kali terucap saat manusia mengalami kondisi tidak mengenakkan. Terkadang ucapan ini reflek karena kebiasaan yang sudah dilakukan. Misalnya ‘Celaka lah setan’ ‘ee… setanlah, setan bangsat (maaf).

“Janganlah kalian mencela syetan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)

Walid Abu Malih berkata bahwa Rasulullah bersabda, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:

“Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, Celakalah syetan. Maka beliau bersabda, Jangan kamu katakan, celakalah syetan, sebab jika kamu katakan seperti itu maka syetan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syetan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku”, (HR. Abu Dawud).

Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali dalam bukunya berjudul Al Manaah asy Syar’iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, menjelaskan jika hadist ini berisi larangan bagi manusia mencela setan. Kita dilarang mengaitkan kejadian buruk yang menimpa dengan ulah setan atau rekayasa setan.

Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap jika mengalami hal buruk atau kecelakaan? Sebaiknya tetap mengingat Allah dengan membaca basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta’awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah:

“Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah’” (HR. Abu Dawud)

Wallahu a’lam bish shawab. []

Sumber : Inspirasi Data
Share:

5 Cara Sehat Ala Rosulullah Yang Dapat Anda Lakukan di Pagi Hari

Dalam sebuah buku yang berjudul ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History’,  karya Michael Hart menempatkan Nabi Muhammad saw sebagi tokoh nomor 1 yang paling berpengaruh sepanjang sejarah.

“Dialah Muhammad SAW, satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa. Baik dalam lingkup keyakinan (agama) ataupun perihal duniawi.” kata Michael Hart dalam bukunya.

Rosulullah saw adalah sebaik-baiknya tauladan manusia dalam mengarungi lautan kehidupan. Allah swt telah menjamin tentang kemuliaan Nabi terakhir itu. Setiap tutur kata dan akhlak Rosulullah saw adalah cermin dan panutan manusia dalam bersikap dan berperilaku setiap harinya.

Dan inilah salah satu amalan sunnah yang bisa kita tiru dari kebiasaan Rosulullah saw di pagi hari. Kebiasaan ini tidak hanya dicontohkan Nabi saw, namun juga memberikan manfaat untuk kesehatan.

Berdoa

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mewafatkan (menidurkan) kami, dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari)
Berdzikir
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzaab : 41-42).

Mengusap Wajah dengan Kedua Tangan

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap bekas tidur dari wajahnya dengan tangannya.” (HR. Muslim)

Bersiwak

“Apabila Rasulullah shallallahu Alaihi wa Sallam bangun malam, beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (Muttafaq alaih)

Membersihkan Rongga Hidung (Istinsar)

“Apabila seorang di antara kalian bagun tidur, maka beristintsarlah tiga kali, karena sesungguhnya syaitan bermalam di ujung (rongga) hidungnya.” (Muttafaq Alaih)

Membersihkan Tangan

“Apabila salah seorang kalian bangun tidur, janganlah memasukkan tanganya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali.” (Muttafaq Alaih).

Sember : Islammedia
Share:

Tuesday, January 24, 2017

13 Bentuk Durhaka Terhadap Kedua Orang tua

Bentuk bentuk durhaka kepada kedua orang tua



Arti Kedurhakaan Kepada Orangtua Dan Bentuknya


Kedurhakaan kepada kedua orang banyak bentuknya, diantaranya:
Durhaka kepada kedua orang tua yaitu bermuamalah dengan mereka dengan apa-apa yang menyakiti mereka dari hal-hal yang menyelisih syariat islam atau tidak berbakti kepada keduanya.

1. Membentak menghardik kedua orang tua...yaitu dengan meninggikan suara didepan keduanya serta berlaku kasar dalam ucapan..
Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
“ Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia “.( QS : Al-Isra : 23 )

2. Membuat keduan orang tua menangis atau sedih..baik dengan ucapan..perbuatan atau penyebab mereka berdua menangis.
3. Mengatakan “ ah “ dan berkeluh kesah dengan perintah kedua orang tua..kebanyakan dari kita ketika orang tuanya memerintahkannya, keluar dari mulutnya ucapan “ ah “ walaupun nanti dia akan melaksanakan perintah kedua orang tuanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ ah “ dan janganlah kamu membentak mereka ..” (QS : Al-Isra : 23 ).

4. Bermuka masam didepan kedua orang tua.
Sebagian orang akan kamu dapati ceria. senyum..berakhlak yang baik serta memilih kata-kata yang baik ketika didalam majelis..akan tetapi tatkala ia memasuki rumah dan duduk dihadapan kedua oranga tuanya..maka ia berubah seperti singa.. berubah keadaannya.

5. Memandang dengan pandangan yang merendahkan kepada orang tua saat Marah.. Seorang anak yang seakan lebih tinggi kedudukannya dari orangtua..ketika marah dengan mudah memandang jelek dan merendahkan keduanya.

6. Mencela makanan yang dibuat Ibunya..hal ini telah melanggar dua larangan :
Pertama ..mencela makanan dan hal ini tidak boleh..
Nabi shallallaahu alaihi wa sallaam “ tidak pernah mencela makanan sekalipun jika ia menyukainya maka ia makan..kalau tidak maka ia tinggalkan “..
Kedua : Kurang beradab kepada Ibu dan menyusahkannya.

7. Memerintahkan kedua orang tuanya.. Hal ini tidak layak.apalagi kalau Ibunya lemah lanjut usia atau dalam keadaan sakit..
Adapun jika ibu melakukan hal itu dengan kerelaan serta keinginannya dan tubuhnya masih kuat maka hal itu tidak mengapa..bersamaan dengan itu memperhatikan rasa syukur kepadanya dan mendoakannya.

8. Tidak membantu keduanya dalam pekerjaan rumah.
Bahkan sebagian anak laki-laki menganggap hal itu mengurangi hak mereka dan menghilangkan sifat kelaki-lakian..
Sebagian anak-anak perempuan..ketika mereka melihat ibunya terbebani pekerjaan rumah tangga.. ia tidak membantunya bahkan sebagian mereka menghabiskan waktunya untuk berbicara dengan teman-temannya lewat telepon dan membiarkan ibunya menderita (semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka).

9. Mencela dan melaknat kedua orang tuanya..baik secara langsung atau penyebab orang tuanya dicela..
Dari sahabat Abdullah bin Amr, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallaam bersabda..
“Diantara dosa-dosa besar yaitu seorang mencela kedua orang tuanya lalu ditanyakan ; apakah (mungkin) seseorang mencela kedua orang tuanya? Nabi menjawab : Ya..dia mencela bapak seseorang lalu orang itu mencela bapaknya..dia mencela ibu seseorang lalu orang itu mencela ibunya“..
(HR. Bukhari dan Muslim ).


10. Mengutamakan istri daripada kedua orang tuanya..sebagian manusia mendahulukan menuruti kemauan istri daripada kedua orang tuanya kalau seandainya istri meminta untuk mengusir kedua orang tuanya.. maka niscaya ia akan mengusir keduanya.

11.Berlepas diri dari orang tua, dan malu mengakui kedua orang tuanya.

12. Mencuri sesuatu milik kedua orang tuanya. maka anak ini telah melakukan dua larangan yaitu mencuri dan durhaka.

13. Berkeinginan agar orang tuanya cepat meninggal.sebagian anak berkeinginan agar orang tuanya cepat meninggal agar ia bisa mewarisi keduanya jika mereka orang kaya atau ingin cepat berlepas dari orang tua jika mereka berdua sedang sakit atau miskin.
Share:

Inilah Rumah-rumah Para Calon Penghuni Syurga

Pendengar, Konon sebelum Islam masuk di Persia, raja-raja negeri itu merasa tak dapat hidup jika hanya memiliki tiga ribu pelayan, seribu koki, seribu pelatih burung rajawali dan seribu pasukan penjaga.

Islam kemudian jaya di tanah Persia di bawah nahkoda Salman al-Farisi Radhiyallahu ‘anhu, ia sendiri kemudian menjadi pemimpin di negeri itu.

Suatu ketika, Salman hendak mendirikan sebuah rumah. Ia kemudian berbincang dengan seorang tukang yang ahli dalam membuat rumah.

“Apakah Tuan hendak mendirikan rumah?” tanya seorang tukang bangunan pada Salman.

Salman balik bertanya, “Apakah Engkau tahu cara membangun rumah untukku?” dengan santunnya.

“Tahu,” singkat jawab si tukang bangunan.

Tukang bangunan itu kemudian menjelaskan rumah yang dimaksud, “Bangunan itu setinggi tubuh Tuan saat berdiri, dan sepanjang tubuh Tuan saat berbaring.”

“Rupanya Engkau sudah mengetahui.” simpul Salman al-Farisi.

Tak hanya soal rumah saja yang bersahaja, dalam urusan duniawi pun Salman begitu sederhana.

Dikisahkan oleh Syaikh Dr ‘Abdullah ‘Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah sebagaimana dikutip dari Kisah Hikmah, Salman al-Farisi hanya membutuhkan tiga dirham untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya.

Satu dirham untuk modal usaha, satu dirham untuk kebutuhan sehari-hari, dan satu dirham untuk sedekah.

Jika dikurskan ke dalam rupiah, satu dirham kurang lebih sekitar empat puluh ribu. Jadi, sekelas pemimpin negeri Persia, Salman cukup dengan seratus dua puluh ribu perhari.

Empat puluh ribu untuk modal usaha. Empat puluh ribu untuk makan setiap hari. Empat puluh ribu untuk sedekah.

Inilah yang membedakan pemburu akhirat dengan hamba dunia. Inilah pembeda sejati antara ahli surga dengan calon penghuni neraka. Inilah bukti paling nyata atas kecemerlangan para sahabat Nabi, dan alasan valid hingga mereka berhak mendapatkan surga nan abadi.

Lalu, bagaimana dengan kehidupan kita? Jangan-jangan biaya hidupnya lebih besar, tapi senantiasa merasa kekurangan karena tiadanya syukur dan qana’ah. Wallahu a’lam. []

http://www.inspiradata.com/rumah-rumah-calon-penghuni-surga/
Share:

Mengapa Ketika Sholat Kita Sering Teringat Sesuatu ?

Pendengar, suatu  ketika dalam sebuah perbincangan, tercetus sebuah pernyataan. “Kalau lupa sesuatu, kamu Shalat saja! Nanti pasti ingat kembali.”

Memang ada beberapa orang yang teringat kembali terhadap kejadian-kejadian yang telah terlupa, justru ketika mereka sedang melakukan shalat.

Ingat belum bayar hutang ke si ibu anu, ingat cicilan panci hingga ingat mantan si doi yang baru saja diperistri orang. Dan berbagai ingatan demi ingatan lainnya, yang muncul justru ketika shalat. Lalu kenapa ketika sedang shalat kita seringkali teringat sesuatu hal?

Suatu ketika, imam abu Hanifah memberikan fatwa kepada orang yang lupa dimana ia menyembunyikan hartanya.

Abu Hanifah memberikan kesimpulan untuk menjawab orang yang bertanya kepada beliau, bahwa dirinya telah mengubur hartanya. Sementara dia lupa, di mana dia mengubur hartanya. Abu Hanifah menasehatkan agar orang ini shalat dan berusaha untuk khusyu, dan tidak memikirkan dunia apapun. Orang inipun mengikuti sarannya Abu Hanifah, dan dia ingat tempat dia mengubur hartanya seketika itu juga. (Tanwir al-Hawalik, hlm. 69).

Dengan melakukan shalat, harta yang  lupa disembunyikan dimana, seketika teringat kembali. Tapi ternyata ingatan yang kembali itu merupakan upaya setan untuk mencederai shalat kita.

Setan mengingatkan ingatan yang terlupa ketika kita shalat. Khanzab adalah setan spesialis pengganggu shalat.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh sambil terkentut-kentut, sehingga tidak mendengarkan adzan. Setelah adzan selesai, dia datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, dia pergi. Setelah selesai iqamah, dia balik lagi, lalu membisikkan dalam hati orang yang shalat: ingat A, ingat B, mengingatkan sesuatu yang tidak terlintas dalam ingatan. Hingga dia lupa berapa jumlah rakaat yang dia kerjakan. (HR. Ahmad 8361, Bukhari 608, Muslim 885 dan yang lainnya).

Ketika kita sedang shalat, dan teringat akan hal duniawi. Ketahuilah bahwa setan tengah memperdaya kita agar shalat kita kosong, hampa makna dan rusak kualitasnya.

Utsman bin Affan pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, setan telah mengganggu shalat dan bacaanku.” Beliau bersabda, “Itulah setan yang disebut dengan ‘Khanzab’, jika engkau merasakan kehadirannya maka bacalah ta’awudz kepada Allah dan meludah kecillah ke arah kiri tiga kali.” (HR. Ahmad).

Jadi, ketika Anda mengingat sesuatu hal selain urusan perihal shalat, ketahuilah bahwa Khanzab tengah menggoda.

“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” (Qs.Al A’raf:16-17).

Wallahu a’lam. []

Sumber : ISLAMPOS
Share:

Monday, January 23, 2017

Inilah 2 Waktu Sholat Dhuha Yang Dilarang Oleh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Yang Masih Belum Banyak Diketahui Seorang Muslim

SHALAT dhuha merupakan salah satu shalat sunnah yang bisa melengkapi shalat wajib. Dan waktu shalat ini juga merupakan waktu istimewa. Di mana terdapat hikmah yang luar biasa dari pelaksanaan shalat dhuha. Inilah waktu, di mana banyak orang berkata pas untuk memohon dimudahkan rezeki.

Dikumpulkan dari berbagai sumber, hanya saja, terkadang seseorang bingung kapan harus melaksanakan shalat dhuha. Nah, layaknya sarapan, shalat dhuha ini dilaksanakan pada pagi hari hingga sebelum datangnya adzan dzuhur. Tetapi, jangan sampai Anda shalat pada waktu-waktu yang diharamkan. Kapankah itu?

Waktu pertama yang diharamkan untuk melaksanakan shalat dhuha adalah ketika sesudah shubuh hingga matahari tersebut sekitar pukul 06.00-07.30 pagi.

Waktu kedua yang diharamkan untuk melakukan shalat dhuha adalah ketika memasuki dzuhur hingga tergelincirnya matahari atau pukul 11.30-12.15.

Kedua waktu tersebut diharamkan untuk melaksanakan shalat dhuha berdasarkan penentuan larangan dari Rasulullah ﷺ. Berikut ini hadis-hadis Rasulullah yang menunjukkan waktu-waktu yang diharamkan untuk shalat dhuha.

Dari Ibnu Abbas berkata, “Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridha kepada mereka yaitu Umar, ia berkata bahwasanya Nabi ﷺ melarang shalat sesudah shubuh hingga matahari bersinar, dan sesudah ashar hingga matahari terbenam,” (HR. Bukhari).

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat dhuha (pada waktu yang belum begitu siang), maka ia berkata, “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama. Karena sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda, “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari,” (HR. Muslim).

Dari Ibnu Umar berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Apabila sinar matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) shalat hingga matahari tinggi. Dan apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) shalat hingga matahari terbenam’,” (HR. Bukhari).

Tidak hanya itu salah satu alasan mengapa kedua waktu tersebut diharamkan untuk melaksanakan shalat dhuha adalah karena adanya setan yang mengikuti waktu-waktu itu.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Matahari terbit dengan diikuti setan. Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengah-tengah langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi darinya,” (HR. Nasa’i).

Itulah waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan shalat dhuha. Kita perlu memperhatikan hal ini. Jangan sampai ibadah kita sia-sia hanya karena salah waktu dalam melaksanakan shalat. Lebih berhati-hatilah dalam melaksanakan shalat sunnah, meski bernilai ibadah, tapi juga bisa menjadi petaka jika melakukan kesalahan. []

Sumber : ISLAMPOS
Share:

Sunday, January 22, 2017

Jangan Merasa Aman dan Nyaman Menjadi Setan Bisu

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Banyak kita jumpai saat ini muslim yang mengambil sikap katanya
"Netral",
"Tidak mau ambil pusing",
"Tidak mau repot"..,
tanpa sadar mencari muka dihadapan manusia
tapi buang muka dari Ridha ALLAH Ta'ala...




Saat Agamanya diHina, diinjak-injak,
Nabinya dilecehkan,
Ayat Sucinya dinistakan,
semuanya disikapi netral, baik karena khawatir dibilang fanatik,
khawatir SARA, dan "tidak enak sama non muslim"..
dan alasan-2 yang dibangun oleh persepsi dan ilusi,
bukan Iman dan argumentasi..
.
Ketahuilah, netral dalam situasi seperti ini dalam Islam disebut syetan bisu...
.
Abu Ali Ad Daqaq Rahimahullah mengatakan:
.
ُ مَنْ سَكَتَ عَن ِالْحَقِّ فَهُوَ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ
.
"Siapa yang diam saja tidak mengambil sikap bersama Al Haq,
maka dia adalah syetan bisu".
📚 (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 2/20)
.
Ketahuilah, pertarungan Al-Haq dan Al-Bathil itu abadi selamanya,
Apakah mau seumur hidup menjadi Muslim abu-abu..?
.
Ketahuilah, di Akhirat nanti tidak ada muslim netral,
yang ada hanyalah golongan kanan dan golongan kiri...
Perjelas Posisimu...!
.
Ketahuilah, di Akhirat nanti dari golongan manusia
hanya ada ahli Surga dan ahli Neraka,
bahkan ashhabul a'raf pun akhirnya masuk Surga..
Perjelas Sikapmu!
Rencanakan Tempatmu!
.
Ketahuilah, di Akhirat itu manusia terbagi menjadi 3 golongan:
golongan mukminuun (muslim ta'at),
golongan kafiruun (diluar Islam), dan
golongan munafiquun (muslim tidak ta'at).
Maka golongan kafiruun dan munafiquun akan masuk Neraka jahanam,
mereka kekal di dasarnya & tidak bakalan pernah diangkat.
.
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ مَنْ يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا ۚذَٰلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيم
.
ُTidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya,
dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.
📖 (QS.At-Taubah: 63).
.
Maka Yang Manakah Kamu...?
.
Ketahuilah, netral itu bukan kemajuan sikap,
tapi jumud/pikiran sempit, kaku, statis, dan jalan di tempat...
.
Ketahuilah, hidup di Dunia hanya sekali dan Mati juga sekali,
maka Matilah dalam keadaan Muslim yg dibanggakan orang-2 beriman dan Rabbmu, matilah di atas jalan yang pernah dititi para pejuang mu'min dan pendahulu yang Shalih...
.
Perhatikan firman Rabbmu:
.
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
.
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-2 mukmin (kafirun dan munafiquun), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu Seburuk-Buruk Tempat Kembali".
.
Yuk Tebar semangat, Tebar manfaat..

sumber :http://www.muslimcyber.net/2017/01/jangan-merasa-nyaman-dan-aman-menjadi.html
Share:

Saturday, January 21, 2017

Tanda-Tanda Pertolongan Dari Allah Sebelum Datang Sakaratul Maut Kepada Seorang Mukmini

Pendengar, setiap yang bernyawa pasti mengalami kematian. Hanya Allah Ta’ala Yang Mahahidup, Berdiri Sendiri, tidak serupa dengan makhluk-Nya. Allah Ta’ala Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Kematian adalah kepastian paling pasti dari kehidupan seorang manusia dan makhluk hidup lainnya. Hanya waktu, tempat, dan proses kematian itu yang menjadi rahasia. Hanya Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui. Dialah yang mengatur seluruhya dengan sebaik-baik pengaturan.

Meski mati merupakan kepastian, banyak manusia yang abai dan lalai. Sebagian kaum Muslimin pun dihinggapi penyakit jahat ini. Mereka bangga dan betah dengan dunia, padahal hanya sementara. Kemudian lalai dan acuh terhadap kematian dan akhirat, padahal keduanya merupakan kepastian.

Akhir kehidupan manusia ada dua; baik atau buruk. Husnul khatimah atau su-ul khatimah. Terkait akhir kehidupan ini, ada satu rahasia agung yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Ialah tentang cara mengetahui, apakah seseorang mendapatkan pertolongan atau tidak saat menghadapi sakaratul maut.

Tanda-tanda pertolongan ini merupakan kesimpulan amat pasti dari sebuah hadits mulia yang diriwayatkan dari sahabat agung Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu.

“Jika Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Allah Ta’ala akan menolongnya.”

Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana cara Allah Ta’ala menolongnya?”

Jawab Nabi, “Allah Ta’ala akan menuntunnya untuk melakukan amal shalih sebelum datang kematiannya.”

Inilah tandanya. Inilah kaidahnya.

Maka serumit dan sekelam apa pun masa lalu seseorang, hendaknya hanya dijadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan. Sebab, ketika Allah Ta’ala limpahkan hidayah kepadanya, dia akan serta-merta menjadi pribadi shalih yang gemar melakukan amal dengan ikhlas dan meneladani Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Sebaliknya, ada begitu banyak contoh orang baik yang terjerumus dalam keburukan di akhir hayatnya. Mulai dari tertarik dengan keburukan, mencicipi, mengulangi, ketagihan, sampai kemudian menjadi kebiasaan dan dilakukan menjelang ajal, lalu benar-benar meninggal dunia sebelum bertaubat. []

Sumber: ISLAMPOS
Share:

Wednesday, January 18, 2017

7 Cara Singkat Agar Ukhuwah Di Group Terjalin Harmonis

Bismillah
Pendengar berikut beberapa tips agar ukhuwah di group sosial media, baik WA, Telegram, Facebokk,dan lain-lain berjalan dengan baik

1. pahami bahwa  anggota kita memiliki perbedaan  yaitu, beda :

 - usia
 - pendidikan
 - hobi
 - sifat
 - pola pikir dll

2. Dari perbedaan2 tersebut, harap maklum jika ada anggota yang:

 - suka humor/. bercanda,
 - serius ada pula yg santai,
 - suka ceramah agama,
 - sok menggurui/menasehati,
 - tukang kritik,
 - doyan politik,
 - suka artikel yg bermanfaat

3. Keaktifan posting para anggota:

 - Sangat aktif,
 - sedang2 saja,
 - sekali2 posting (jarang),
 - malu2 (enggan) posting,
 - rajin baca postingan,
 - malas buka wa
 - tukang ngintip (gak pernah posting, tapi sering buka WA)

4. Jangan mudah terpengaruh/terpancing dengan isi postingan 😳 sehingga kita jadi:

 - emosi,
 - tersinggung,
 - gak mau kalah,
 - percaya begitu saja (padahal hoax),

5. Jika ada postingan yang isinya hoax atau keliru, kita perlu luruskan

 Dan jangan menambah gaduh/keruh suasana & yg post hoax jika diluruskan jangan cepat tersinggung.

6. Jika ada postingan yang kurang berkenan di hati kita, misal:

 - humor, gambar2, cerita2 gombal,
 - artikel terlalu panjang,
 - atau bertele-tele,
 Cuekin aja atau kita delete (hapus).

7. Jangan keluar masuk grup semau kita

Mari belajarlah santun dan menghormati semua anggota. jika mau keluar pamitlah dg alasan yg baik... jika d masukkan ucapkanlah terimakasih atas jalinan silaturrahim... semoga manfaat & barokah

Demikian sekilas info tata kelola grup
SEMOGA ADA MANFAATNYA AAMIIN
Share:

Enam Keuntungan Sholat Dhuha Yang Belum Banyak Diketahui Seorang Muslim

Bismillaah...
Assalaamu'alaikum w.w.

Keuntungan bagi kita yang selalu rajin Shalat Dhuha :

Pertama :

Orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah.

"Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.”
(HR. Turmudzi)

Kedua :

Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah.

"Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.”
(HR. Hakim).

Ketiga :

Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah.
Bahkan kalau kita melakukan 12 rakaat, Allah swt akan MEMBANGUNKAN RUMAH/ISTANA di SURGA untuk kita.

"Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya DUA BELAS rakaat, maka Allah akan MEMBANGUN sebuah RUMAH di SURGA UNTUKnya.”
(HR. At-Thabrani)

Keempat :

Orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat PINTU KHUSUS, yaitu PINTU DHUHA yang disediakan oleh Allah.

"Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama PINTU DHUHA. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia SELALU mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.”
(HR. At-Thabrani).

Kelima :

 Allah menyukupkan rezekinya.

"Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari EMPAT rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan MENYUKUPIMU di akhir harimu.”
(HR. Abu Darda)

Keenam :

Orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah.

“Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan DUA rakaat sholat Dhuha.”
(HR. Muslim).


Share:

Friday, January 13, 2017

Renungan Inspirasi : Aku Mendengar dan Merasakan Bebanmu Ayah

Pendengar...
Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-kerut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuk nya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-kerut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?"
Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab: "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman: "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan: "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya: "Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Kuciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi."

"Kuciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya."

"Kuberikan Keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya."

"Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap 
Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. Dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Kuberikan kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia dan Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya. "Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah".

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...
Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm...
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Share:

Thursday, January 12, 2017

Kisah Dahsyatnya Kekuatan Istighfar Sang Penjual Roti Yang Mampu Menggetarkan Langit

Pendengar.......
Kisah Imam Ahmad bin Hambal tentang fadillah istigfar yang dilansir dari Kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnu Al-Jauzi.

Imam Ahmad bin Hambal (murid Imam Syafi’i) dikenal juga sebagai Imam Hambali. Di masa akhir hidup beliau bercerita, “Satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tahu kenapa ingin sekali menuju satu kota di Irak. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat.”

Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashroh.

Beliau bercerita, “Pas tiba disana waktu Isya’, saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat.”

Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba marbot masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya, “Kenapa Syaikh, Anda mau apa di sini?”

Marbot tidak tahu kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya.

Di Irak, semua orang kenal siapa imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat sholeh dan zuhud.

Kata Imam Ahmad, “Saya ingin istirahat, saya musafir.”

Kata marbot, “tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid.”

Imam Ahmad bercerita, “Saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikunci pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di teras masjid.

Ketika sudah berbaring di teras masjid, marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad.

“Mau apa lagi, Syaikh?” kata marbot.

“Mau tidur, saya musafir,” kata imam Ahmad.

Lalu marbot berkata, “Di dalam masjid tak boleh, di teras masjid juga tak boleh.”

Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, “Saya didorong-dorong sampai jalanan.”
Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian Imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi. Waktu imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh, “Mari syaikh, Anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil.”

Kata Imam Ahmad “baik”.

Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yang sedang membuat roti dengan tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir. Penjual roti ini punya perilaku tersendiri, kalau imam Ahmad mengajak berbicara, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar,

Imam Ahmad memperhatikan terus. Lalu Imam Ahmad bertanya, “Sudah berapa lama kamu lakukan ini?”

Orang itu menjawab, “Sudah lama sekali syaikh. Saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan.”

Imam Ahmad bertanya, “Apa hasil dari perbuatanmu ini?”

Orang itu menjawab, “Tidak ada hajat yang saya minta, kecuali pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta ya Allah, langsung diterima.”

Lalu orang itu melanjutkan, “Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah berikan.”

Imam Ahmad penasaran lantas bertanya, “Apa itu?”

Kata orang itu, “Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad.”

Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, “Allahuakbar, Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashroh dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan karena istighfarmu.”

Penjual roti terperanjat, memuji Allah, ternyata yang di depannya adalah Imam Ahmad). 

Sumber
https://www.satumedia.co/kekuatan-istighfar-sang-penjual-roti-yang-getarkan-langit-4050
Share:

Wednesday, January 11, 2017

Inilah Empat Perkara Yang Mana Satu Perkara Tersebut Lebih Baik Dari Dunia dan Seisinya

"Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh, maka dia akan mendapatkan empat perkara, setiap satu perkara darinya lebih baik daripada dunia dan isinya"

Alloh Subhanahu Wata'ala berfirman;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ ﴿٢٩﴾

"Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Anfal: 29)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata :
"Ketakwaan seorang hamba kepada Rabbnya adalah tanda keberuntungan dan kebahagiaan, Alloh mengaitkan banyak sekali kebaikan dunia dan akhirat dengan takwa. Dalam ayat ini Alloh menyebutkan bahwa barangsiapa bertaqwa kepada Alloh, maka dia akan mendapatkan empat perkara, setiap satu perkara darinya lebih baik daripada dunia dan isinya".

Pertama, furqon yaitu ilmu dan hidayah yang dengannya pemiliknya dapat membedakan antara petunjuk dengan kesesatan, kebenaran dengan kebatilan, halal dengan haram dan orang-orang yang berbahagia dengan orang-orang yang sengsara.

Kedua dan ketiga, pelebur keburukan dan ampunan dosa-dosa, masing-masing dari keduanya adalah satu makna jika disebutkan secara mutlak, jika di gabung maka yang pertama berarti pelebur dosa-dosa kecil dan yang kedua adalah ampunan dosa-dosa besar.

Yang keempat, pahala dan ganjaran yang besar bagi yang bertaqwa kepada Alloh dan mementingkan ridhoNya di atas hawa nafsunya. "Dan Alloh mempunyai karunia yang besar"

Lihat tafsir As Sa’di dalam tafsir surat Al Anfal ayat: 29

بَارَكَ اللهُ فِيْك
Share:

Monday, January 9, 2017

Ternyata membaca Al-Qur'an Secara Rutin Dapat Menangkal Berbagai Macam Penyakit

Mengapa Membaca Al-Qur'an itu Penting ?

Karena menurut survey yang dilakukan oleh dr. Al-Qodhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci  al-Qur'an baik bagi  yg mengerti bahasa Arab atau tidak, ternyata memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar. Termasuk salah satunya menangkal berbagai macam penyakit.

Hal ini dikuatkan lagi oleh Penemuan Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston.

Lalu, mengapa di dalam Islam, ketika kita mengaji disarankan untuk bersuara ? Minimal untuk diri sendiri alias terdengar oleh telinga kita.

Berikut penjelasan logisnya :

  1. Setiap sel di dalam tubuh kita bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama, dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini  akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh.Nah... Sel-sel yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan keseimbangannya. Hal tersebut artinya harus dengan suara. Maka muncullah TERAPI SUARA yang ditemukan oleh dr. Alfred Tomatis, seorang dokter di Prancis.
  2. Sementara dr. Al-Qodhi menemukan, bahwaMEMBACA AL-QUR'AN DENGAN BERSUARA,  Memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap sel-sel otak untuk mengembalikan keseimbangannya.
  3. Penelitian berikutnya membuktikan Sel Kanker dapat hancur dengan menggunakan FREKUENSI SUARA  saja. Dan kembali terbukti bahwa, Membaca Al-Qur'an memiliki dampak hebat dalam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker. 
  4. Virus dan kuman berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Al-Qur'an, dan disaat yang sama , Sel-sel sehat menjadi aktif.Mengembalikan keseimbangan program yang terganggu tadi.

 Silahkan dilihat QS. Al-Isro' ayat 82.

Dan yang lebih menguatkan supaya diri ini semakin rajin dan giat membaca al-Qur'an adalah karena menurut survey :
SUARA YANG PALING MEMILIKI PENGARUH KUAT TERHADAP SEL-SEL TUBUH, ADALAH SUARA SI PEMILIK TUBUH ITU SENDIRI. Lihat QS. 7 ayat 55 dan QS. 17 ayat 10.

Mengapa Sholat berjama'ah lebih di anjurkan?.
Karena ada do'a yg dilantunkan dengan keras, sehingga terdengar oleh telinga, Dan ini bisa memgembalikan sistem yang seharian rusak.

Mengapa dalam Islam mendengarkan lagu hingar bingar tidak dianjurkan?.

Karena survey membuktikan, bahwa getaran suara hingar bingar MEMBUAT TUBUH TIDAK SEIMBANG.

Maka kesimpulannya adalah :

1. Bacalah Al-Qur'an di pagi hari dan malam hari sebelum tidur untuk mengembalikan sistem tubuh kembali normal.

2. Kurangi mendengarkan musik hingar bingar, ganti saja dengan murotal yang jelas-jelas memberikan efek menyembuhkan.

Siapa tau kita punya potensi terkena kanker, tapi karena rajin mendengarkan murotal, penyakit tersebut bisa hancur sebelum terdeteksi.

3. Sempurnakan membaca al-Qur'an, karena efek suara kita sendirilah yang paling dasyat dalam penyembuhan.

Repost : Group Whatsapp
Share:

Sunday, January 8, 2017

Tangis Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Untuk Seorang Pria Yang Mampu Menggoncangkan Arsy -Singgasana Allah Ta'ala-

Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti manusia lainnya, ternyata kehidupan Rasulullah juga pernah diwarnai kebahagiaan, keceriaan juga kesedihan dan air mata. Namun tangisan tersebut tentu saja karena sebab yang jelas.

Namun ternyata, Rasulullah juga pernah menangis untuk seorang lelaki. Bahkan tangisan Beliau tersebut mampu menggoncangkan Arasy ‘Singgasana Allah SWT’.

Kisah ini bermula ketika Rasulullah SAW tengah melakukan Thawaf untuk mengelilingi Ka’bah. Ketika itu, beliau melihat ada seorang lelaki yang juga melaksanakan hal serupa sembari berdzikir. Zikir tersebut berbunyi “Ya Karim! Ya Karim.”

Demikianlah lelaki yang berada di depan Rasulullah itu mengucapkan zikirnya. Mendengar zikir tersebut, Rasulullah kemudian mengucapkann lafadz ‘Ya Karim! Ya Karim! dan terus mengikuti si pria yang ada di depannya tadi.

Merasa yang yang membuntutinya dari belakang, si pria tadi pun merasa terheran. Akhirnya ia menepi ke sudut Ka’bah dan melanjutkan zikirnya. Namun meskipun demikian, ternyata Rasulullah tidak berhenti menirukan lafadz yang diucapkan oleh pria tersebut.

Akhirnya di pria merasa bahwa dirinya tengah diperolok-olok orang yang tidak dikenalnya tersebut. Ketika menengok ke belakang, didapatinyalah sosok pria tampan dan rupawan yang belum pernah dijumpainya.
Kemudian dirinya berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau ini sengaja memperolok-olokku karena aku ini orang Arab Badui. Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku adukan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah SAW.”

Mendengar hal tersebut, membuat Rasulullah SAW tersenyum lantas bertanya, “Tidaklah engkau mengenaliku wahai orang Arab?” Si lelaki Arab menjawab, “Belum.”
Kemudian Rasulullah bertanya kembali, “Jadi bagaimana kau bisa beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” Ujar si Arab Badui tadi.
Setelah mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah SAW berkata “Wahai orang Arab, Akulah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”

Mendengar ucapan tersebut, si orang Arab merasa terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan saksikan, hingga membuatnya bertanya sekali lagi.
“Tuan ini Muhammad?”
“Ya”
 
Setelah mendapat kepastian bahwa pria nan tampan yang berada di hadapannya itu adalah Nabi Muhammad, maka menunduklah si pria tadi sekaligus mencium kedua kaki Rasulullah. Seketika Rasulullah menarik dan membangunkan pria Arab tadi seraya berkata,

Nabi pun kemudian berkata, “Wahai orang Arab, janganlah engkau perlakukan aku seperti itu, perbuatan semacam itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketauhilah kalau aku diutus Allah bukan untuk menjadi seorang yang takabur dan minta dihormati melainkan untuk membawa berita gembira.”

Pada saat itu, Malaikat Jibril turun ke bumi dan menemui Rasululllah SAW seraya memberitahu berita, “Ya Muhammad ! Tuhan mengucapkan salam kepadamu dan berkata, ‘Katakanlah kepada orang Arab itu supaya dia tidak terpesona dengan belas kasihan Allah. Ketauhilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya baik yang kecil maupun yang besar.”  Setelah mengatakan hal tersebut, Jibril pun pergi lagi ke langit.
Orang arab itu kemudian berkata.
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!”

Rasulullah SAW terkejut mendengar perkataan orang Arab tadi, dirinya merasa heran. Keheranan tersebut muncul karena sekilas si orang Arab tersebut seperti menantang Tuhan. Kemudian beliau pun memastikan.
“Apakah yang engkau akan perhitungkan dengan Tuhan?”
Orang Badwi itu kemudian berkata, “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka akupun akan memperhitungkan betapa besarnya maghfirahNya. Jika dia memperhitungkan kemaksiatanku, maka aku akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNya. Dan jika Tuhan memperhitungkan kekikiranku, maka aku akan memperhitungkan pula betapa Dia sangat Dermawan.”

Mendengar ucapan tersebut membuat Rasulullah menangis. Beliau merasa sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh orang Badwi tadi. Tangisan itu semakin menjadi hingga air mata Rasulullah membahasi janggutnya. Setelah itu, turunlah Jibril ke bumi seraya berkata.
“Ya Muhammad, Tuhan as-salam menyampaikan salam kepadamu, dan berkata : Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Katakanlah kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahnnya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti. ”

Demikianlah kisah mengenai Arasy yang bergoncang karena tangisan Rasulullah SAW untuk seorang pria Arab yang tengah melakukan thawaf di Ka’bah. Sungguh mulia hati dan pemikiran si pria tadi hingga membuat Rasululah menangis haru. []
Sumber: infoyunik.com
Share:

Saturday, January 7, 2017

Pacaran, Budaya Setan Yang Menjijikan

Nikah adalah syariat Allah yang mulia. penuh 'izzah dan maslahah. Karena Allah membenci perzinahan, maka ia halalkan pernikahan.

Nikah itu terhormat, sedangkan pacaran itu terlaknat. Karena Allah murka dengan segala sesuatu yang menghantarkan pada perzinahan. orang pacaran, 100 persen pasti zina. ini hasil penelitian ilmiah. hanya saja, bentuk zinanya relatif. saya akan bikin tulisan khusus tentang dunia pacaran.

Orang tua yang baik, yang sholih, yang faham agama, ialah yang menyegerakan pernikahan anaknya. Carikan jodoh, atau permudah langkahnya untuk menikah. Bukan justru menunda dengan alasan pendidikan. menikah di larang, tapi anak pacaran dibiarkan. Ini ciri orang tua sakit jiwa.

Lelaki di akhir zaman ini semakin sedikit, wanita semakin banyak. Ini sunnatullah yang berlaku. Apa mau nunggu sampai umurmu 30 tahun? Ok lah umur anda disaat 30 tahun anda masih hidup. Tapi sudahkah anda jamin saat umur 30 tahun pasti langsung ada yang mau? Belum tentu...

Perempuan yang baik adalah perempuan yang segera menikah, bukan pacaran. Ia menikah karena TAKUT KEPADA ALLAH SANG PENCIPTA. menjaga dirinya dari fitnah dan syahwat. menyempurnakan separoh agamanya. Bukan asyik WhatsApp-an dan BBM-an dengan lelaki yang bukan mahromnya. Ini ciri wanita TIDAK TERHORMAT.

CIRI wanita terdidik adalah, mempermudah serta memperingan mahar. tidak memberatkan dan tidak mata duitan. Duit memang perlu, tetapi catat: tidak berarti segala sesuatu terselesaikan dengan 'duit'. Buat apa punya suami berduit tapi penjahat !? lebih baik suami sederhana tapi jujur dan tanggung jawab.

Ciri orang cerdas adalah segera menikah. Bukan menunda menikah.
Tapi ustad, nikah itu kan pakek biaya..!?
Ya iya pakek biaya. pakek duit bukan pakek daun. masa' istri anda mau dikasih makan batu kerikil. kan nggak mungkin. makanya anda usaha, apa saja yang penting halal. usaha dan ikhtiar semaksimal mungkin, lalu bersandar kepada Allah. Nah itu akan semakin menguatkan fondasi CINTA yang telah terwujud di dalam hati anda pada calon istri anda. Anda usaha semaksimal mungkin meskipun hanya jualan roti, atau sekedar mengajar santri. Yang penting ada ma'isyah. karena, rezeqi anda dan istri anda itu ada di tangan Allah bukan ditangan anda.! Kalau anda kerja di kantor, atau punya bisnis, punya usaha, walhamdulillah. Itu lebih baik.. bilamana semut-semut saja Allah kasih rezeqi masa' anda tak diberi Allah rezeqi..!? kalau orang-orang Kafir dan munafiq itu saja Allah berikan rezeqinya, masa' anda sebagai orang beriman Allah sia-siakan.!?

Maka, cepat segerakan menikah. Kata Ulama, "Satu kali Jima' dengan cara halal itu lebih baik daripada shalat malam 100 raka'at".
wallahul musta'an.

[ Pustaka At-Thuwailibi ]
Share:

Wednesday, January 4, 2017

Menyesal Saat Sekaratul Maut ?

Alkisah ada seorang sahabat Nabi bernama Sya’ban RA.Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkansahabat2 yg lain.Ada suatu kebiasaan unik dari beliau yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beritikaf di pojok depan masjid.Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandaran atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh Rasulullah SAW, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tsb termasuk saat sholat berjamaah.

Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai Rasulullah SAW mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa. Nabi pun bertanya kepada jemaah yg hadir apakah ada yg melihat Sya’ban RA.Namun tak seorangpun jamaah yg melihat Sya’ban RA. Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yg ditunggu belum juga datang. Khawatir sholat subuh kesiangan, Nabi memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat subuh, Nabi bertanya apa ada yg mengetahui kabar dari Sya’ban RA.Namun tak ada seorangpun yang menjawab.Nabi bertanya lagi apa ada yg mengetahui di mana rumah Sya’ban RA.

Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA.Nabi yang khawatir terjadi sesuatu dg Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumahnya. Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi dan rombongan sebelum sampai ke rumah yg dimaksud.Rombongan Nabi sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha (kira2 3 jam perjalanan).

Sampai di depan rumah tersebut Nabi mengucapkan salam.Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tsb. “Benarkah ini rumah Sya’ban?”Nabi bertanya.“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tsb. “Bolehkah kami menemui Sya’ban, yg tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid?” Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab: “Beliau telah meninggal tadi pagi..."InnaliLahi wainna ilaihirojiun… Maa sya Allah, satu2nya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya.


Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasul“ Ya Rasul ada sesuatu yg jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dg masing2 teriakan disertai satu kalimat.
Kami semua tidak paham apa maksudnya."

“Apa saja kalimat yg diucapkannya?” tanya Rasul.

Di masing2 teriakannya dia berucap kalimat:

“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”

“ Aduuuh kenapa tidak yg baru……. “

“ Aduuuh kenapa tidak semua……”

Nabi pun melantukan ayat yg terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 :
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“

Saat Sya’ban dlm keadaan sakratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah.
Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah.
Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yg sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yg lain.
Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk sholat
berjamaah lima waktu.
Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yg dekat.
Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yg diperolehnya dari langkah2 nya ke Masjid.
Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya.

Saat melihat itu dia berucap:
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban , mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yg didapatkan lebih banyak dan sorga yg didapatkan lebih indah.

Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.
Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang.
Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju.
Sya’ban sengaja memakai pakaian yg bagus (baru) di dalam dan yg jelek (butut) di luar.
Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yg kena hanyalah baju yg luar. Sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan solat dg baju yg lebih bagus.
Dalam perjalanan ke masjid dia menemukan seseorang yg terbaring kedinginan dalam kondisi mengenaskan.
Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju yg paling luar dan dipakaikan kepada orang tsb dan memapahnya utk bersama2 ke masjid melakukan sholat berjamaah.
Orang itupun terselamatkan dari
mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.
Sya’ban pun kemudian melihat indahnya sorga yg sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tsb.
Kemudian dia berteriak lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru...“
Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban.
Jika dg baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yg begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yg lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yg baru.

Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dg roti yg dimakan dg cara mencelupkan dulu ke segelas susu.
Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yg meminta diberi sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan.
Melihat hal tsb. Sya’ban merasa iba. Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua.
Kemudian mereka makan bersama2 roti itu yg sebelumnya dicelupkan susu, dg porsi yg sama.
Allah kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dg surga yg indah.
Demi melihat itu diapun berteriak
lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”
Sya’ban kembali menyesal .
Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yg lebih indah.

Masyaallah, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal.
Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yg meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia.
Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah.
Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan.

Sering sekali kita mendengar ungkapan hadits berikut:

“Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam.”

“Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam.”

“Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya.”

Namun lihatlah... masjid tetap saja lengang.
Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah.

Mengapa demikian?
Karena apa yg dijanjikan Allah itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.

Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.
Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah tidak pernah meleset.
Allah akan membuka hijab itu pada saatnya.
Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan.

Sya’ban RA telah menginspirasi kita
bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah tsb.

Dia ternyata tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal.
Namun penyesalannya bukanlah karena tdk menjalankan perintah Allah SWT.
Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dgn optimal.

Sudahkah kita semua di group ini berhitung siap menghadapi apa yg akan pasti kita hadapi semua...sakratul maut...ato sibuk masih sibuk dg urusan dunia kita yg pasti kita tinggalkan...???

Semoga kita selalu bisa mengoptimalkan kebaikan² disetiap kesempatan.
Aamiin.
                                     Semoga Bermanfaat
Share:

Ingat!!! Masjid Adalah Tempat Untuk Ibadah Bukan Tempat Untuk Ngerumpi.

ﺧﺮﺝ اﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ رضي الله عنه ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻡ ﻳﺘﺤﺪﺛﻮن ﺑﻌﺪ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻓﻨﻬﺎﻫﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﻗﺎﻝ: ﺇﻧﻤﺎ ﺟﺌﺘﻢ ﻟﻠﺼﻼﺓ فإﻣﺎ ﺃﻥ ﺗﺼﻠﻮﺍ ﻭﺇﻣﺎ
في المساجدِ حلقًا حلقًا ، أمامهُم الدنيا فلا تجالسُوهم ، فإنه ليسَ للهِ فيهِم حاجةٌ))

ﺃﻥ ﺗﺴﻜﺘﻮﺍ؛ ﻓﺈﻧﻲ ﺳﻤﻌﺖ ، ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﷺ ﻳﻘﻮﻝ :(( سيكون في آخرِ الزمانِ قومٌ يجلسونَ
 Suatu hari keluarlah Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu menuju sekelompok manusia yang bercerita (ngerumpi) dimasjid setelah adzan, maka Beliaupun melarang mereka seraya berkata:
"Sungguh kalian datang kesini hanyalah untuk sholat, maka shalatlah kalian atau diamlah, karena Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "

"Akan muncul diakhir zaman suatu kaum yang mereka duduk dimasjid-masjid berhalaqoh (berkelompok-kelompok), urusan mereka adalah dunia, maka janganlah kalian duduk bersama mereka, karena Allah tidak memiliki kebutuhan terhadap mereka."

HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak (7991).
Hadits ini di shahihkan oleh Asy Syeikh Al Albani dalam Ash Shahihah (1163).

Dan didalam riwayat lain dengan konteks:

(( سيَكونُ في آخرِ الزَّمانِ قومٌ يَكونُ حديثُهُم في مساجدِهِم ليسَ للَّهِ فيهم حاجةٌ ))

" Akan muncul di akhir zaman suatu kaum yang pembicaraan mereka dimasjid-masjid, Allah tidak memiliki kebutuhan terhadap mereka."

HR. Al Baihaqi dalam Syu'bul Iman (2825).
Dihasankan oleh Asy Syeikh Al Albani dalam Shahih At Targhib (296
Share:

Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah : Pahlawan Wanita Berkerudung Syar'i Asal Indonesia Yang Terlupakan

"Kartini" yang tidak pernah dimunculkan profilnya. Pengaruhnya dalam dunia pendidikan begitu nyata. Bahkan sekaliber Al-Azhar Mesir pun terinpirasi dari tindakan beliau. Dan, point yang tidak kalah penting, pakaian anggun dengan kerudung yang menutup dada itu sudah lama ada sebelum Indonesia merdeka.. Allahu Akbar..

Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah (1900-1969) adalah salah satu pahlawan wanita milik bangsa Indonesia, yang dengan hijab syar'i-nya tak membatasi segala aktifitas dan semangat perjuangannya.

Rahmah, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang guru, pejuang pendidikan, pendiri sekolah Islam wanita pertama di Indonesia, aktifis kemanusiaan, anggota parlemen wanita RI, dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketika Rahmah bersekolah, dengan bercampurnya murid laki-laki dan perempuan dalam kelas yang sama, menjadikan perempuan tidak bebas dalam mengutarakan pendapat dan menggunakan haknya dalam belajar. Ia mengamati banyak masalah perempuan terutama dalam perspektif fiqih tidak dijelaskan secara rinci oleh guru yang notabene laki-laki, sementara murid perempuan enggan bertanya. Kemudian Rahmah mempelajari fiqih lebih dalam kepada Abdul Karim Amrullah di Surau Jembatan Besi, dan tercatat sebagai murid-perempuan pertama yang ikut belajar fiqih, sebagaimana dicatat oleh Hamka.

Setelah itu, Rahmah mendirikan Madrasah Diniyah Lil Banaat (Perguruan Diniyah Putri) di Padang Panjang sebagai sekolah agama Islam khusus wanita pertama di Indonesia. Ia menginginkan agar perempuan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan fitrah mereka dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tekadnya, "Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan yang dituntut dari diri saya. Jika lelaki bisa, kenapa perempuan tidak bisa?"

Rahmah meluaskan penguasaannya dalam beberapa ilmu terapan agar dapat diajarkan pada murid-muridnya. Ia belajar bertenun tradisional, juga secara privat mempelajari olahraga dan senam dengan seorang guru asal Belanda. Selain itu, ia mengikuti kursus kebidanan di beberapa rumah sakit dibimbing beberapa bidan dan dokter hingga mendapat izin membuka praktek sendiri.
Berbagai ilmu lainnya seperti ilmu hayat dan ilmu alam ia pelajari sendiri dari buku. Penguasaan Rahmah dalam berbagai ilmu ini yang ia terapkan di Diniyah Putri dan dilimpahkan semua ilmunya itu kepada murid-murid perempuannya.

Pada 1926, Rahmah juga membuka program pemberantasan buta huruf bagi ibu-ibu rumah tangga yang belum sempat mengenyam pendidikan dan dikenal dengan nama Sekolah Menyesal.

Selama pemerintahan kolonial Belanda, Rahmah menghindari aktifitas di jalur politik untuk melindungi kelangsungan sekolah yang dipimpinnya. Ia memilih tidak bekerja sama dengan pemerintah penjajah. Ketika Belanda menawarkan kepada Rahmah agar Diniyah Putri didaftarkan sebagai lembaga pendidikan terdaftar agar dapat menerima subsidi dari pemerintah, Rahmah menolak, mengungkapkan bahwa Diniyah Putri adalah sekolah milik ummat, dibiayai oleh ummat, dan tidak memerlukan perlindungan selain perlindungan Allah. Menurutnya, subsidi dari pemerintah akan mengakibatkan keleluasaan pemerintah dalam memengaruhi pengelolaan Diniyah Putri.

Kiprah Rahmah di jalur pendidikan membuatnya mendapatkan perhatian luas. Ia duduk dalam kepengurusan Serikat Kaum Ibu Sumatera (SKIS). Pada 1935, ia diundang mengikuti Kongres Perempuan Indonesia di Batavia. Dalam kongres, ia memperjuangkan hijab sebagai kewajiban bagi muslimah dalam menutup aurat ke dalam kebudayaan Indonesia.
Pada April 1940, Rahmah menghadiri undangan Kongres Persatuan Ulama Seluruh Aceh. Ia dipandang oleh ulama-ulama Aceh sebagai ulama perempuan terkemuka di Sumatera.

Kedatangan tentara Jepang di Minangkabau pada Maret 1942 membawa berbagai perubahan dalam pemerintahan dan mengurangi kualitas hidup penduduk non-Jepang. Selama pendudukan Jepang, Rahmah ikut dalam berbagai kegiatan Anggota Daerah Ibu (ADI) yang bergerak di bidang sosial. Dalam situasi perang, Rahmah bersama para ADI mengumpulkan bantuan makanan dan pakaian bagi penduduk yang kekurangan. Ia memotivasi penduduk yang masih bisa makan untuk menyisihkan beras segenggam setiap kali memasak untuk dibagikan bagi penduduk yang kekurangan makanan. Kepada murid-muridnya, ia menginstruksikan bahwa seluruh taplak meja dan kain pintu yang ada pada Diniyah Putri dijadikan pakaian untuk penduduk.
Selain itu, Rahmah bersama para anggota ADI menentang pengerahan perempuan Indonesia sebagai wanita penghibur untuk tentara Jepang. Tuntutan ini dipenuhi oleh pemerintah Jepang dan tempat prostitusi di kota-kota Sumatera Barat berhasil ditutup.

Terimbas oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said yang terjun ke politik lebih dahulu, dan dengan kondisi Indonesia yang semakin terpuruk oleh penjajah Jepang, akhirnya Rahmah terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Majelis Islam Tinggi Minangkabau yang berkedudukan di Bukittinggi. Ia menjadi Ketua Hahanokai di Padang Panjang untuk membantu perjuangan perwira yang terhimpun dalam Giyugun (semacam tentara PETA).

Seiring memuncaknya ketegangan di Padang Panjang, Rahmah membawa sekitar 100 orang muridnya mengungsi untuk menyelamatkan mereka dari serbuan tentara Jepang. Selama pengungsian, ia menanggung sendiri semua keperluan murid-muridnya. Ketika terjadi kecelakaan kereta api pada 1944 dan 1945 di Padang Panjang, Rahmah menjadikan bangunan sekolah Diniyah Putri sebagai tempat perawatan korban kecelakaan.
Hal ini membuat Diniyah Putri mendapatkan piagam penghargaan dari pemerintah Jepang. Menjelang berakhirnya pendudukan, Jepang membentuk Cuo Sangi In yang diketuai oleh Muhammad Sjafei dan Rahmah duduk sebagai anggota peninjau.

Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Setelah mendapatkan berita tentang proklamasi kemerdekaan langsung dari Ketua Cuo Sangi In, Muhammad Sjafei, Rahmah segera mengibarkan bendera Merah Putih di halaman perguruan Diniyah Putri. Ia tercatat sebagai orang yang pertama kali mengibarkan bendera Merah Putih di Sumatera Barat. Berita bahwa bendera Merah Putih berkibar di sekolahnya menjalar ke seluruh pelosok daerah.

Ketika Komite Nasional Indonesia terbentuk sebagai hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 22 Agustus 1945, Soekarno yang melihat kiprah Rahmah mengangkatnya sebagai salah seorang anggota.

Pada 5 Oktober 1945, Soekarno mengeluarkan dekrit pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada 12 Oktober 1945, Rahmah memelopori berdirinya TKR untuk Padang Panjang dan sekitarnya. Ia memanggil dan mengumpulkan bekas anggota Giyugun, mengusahakan logistik dan pembelian beberapa kebutuhan alat senjata dari harta yang dimilikinya. Bersama dengan bekas anggota Hahanokai, Rahmah mengatur dapur umum di kompleks perguran Diniyah Putri untuk kebutuhan TKR. Anggota-anggota TKR ini menjadi tentara inti dari Batalyon Merapi yang dibentuk di Padang Panjang.

Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda kedua, Belanda menangkap sejumlah pemimpin-pemimpin Indonesia di Padang Panjang. Rahmah meninggalkan kota dan bersembunyi di lereng Gunung Singgalang. Namun, ia ditangkap Belanda pada 7 Januari 1949 dan mendekam di tahanan wanita di Padang Panjang. Setelah tujuh hari, ia dibawa ke Padang dan ditahan di sebuah rumah pegawai kepolisian Belanda berkebangsaan Indonesia. Ia melewatkan 3 bulan di Padang sebagai tahanan rumah, sebelum diringankan sebagai tahanan kota selama 5 bulan berikutnya.

Pada Oktober 1949, Rahmah meninggalkan Kota Padang untuk menghadiri undangan Kongres Pendidikan Indonesia di Yogyakarta. Ia baru kembali ke Padang Panjang setelah mengikuti Kongres Muslimin Indonesia di Yogyakarta pada akhir 1949. Rahmah bergabung dengan Partai Islam Masyumi. Dalam pemilu 1955, ia terpilih sebagai anggota Konstituante mewakili Sumatera Tengah. Melalui Konstituante, ia membawa aspirasinya akan pendidikan dan pelajaran agama Islam.

Pada 1956, Imam Besar Al-Azhar, Kairo, Mesir, Abdurrahman Taj, berkunjung ke Indonesia dan atas ajakan Muhammad Natsir, berkunjung untuk melihat keberadaan Diniyah Putri. Imam Besar tersebut mengungkapkan kekagumannya pada Diniyah Putri, sementara Universitas Al-Azhar sendiri saat itu belum memiliki bagian khusus perempuan.

Pada Juni 1957, Rahmah berangkat ke Timur Tengah. Usai menunaikan ibadah haji, ia mengunjungi Mesir memenuhi undangan Imam Besar Al-Azhar. Dalam satu Sidang Senat Luar Biasa, Rahmah mendapat gelar kehormatan “Syaikhah” dari Universitas Al-Azhar, dimana untuk kali pertama Al-Azhar memberikan gelar kehormatan itu pada perempuan.

Hamka mencatat, Diniyah Putri mempengaruhi pimpinan Al-Azhar untuk membuka Kuliyah Qismul Banaat (kampus khusus wanita) di Universitas Al-Azhar. Sejak saat itu Universitas Al-Azhar yang berumur 11 abad membuka kampus khusus wanita, yang diinspirasi dari Diniyah Putri di Indonesia yang baru seumur jagung.

Sebelum kepulangannya ke Indonesia, Rahmah mengunjungi Syria, Lebanon, Jordan, dan Iraq atas undangan para pemimpin negara tersebut.

Sekembalinya dari kunjungan ke berbagai negara di Timur Tengah, Rahmah merasa bahwa Soekarno telah terbawa arus kuat PKI. Ia merasa tidak nyaman berjuang di Jakarta, kemudian memilih kembali pulang ke Padang Panjang. Rahmah melihat bahwa mencurahkan perhatiannya untuk memimpin perguruannya akan lebih bermanfaat daripada duduk di kursi parlemen sebagai anggota DPR yang sudah dikuasai komunis. Ketika terjadi PRRI di Sumatera Tengah akhir 1958, akibat ketidaksetujuan atas sepak terjang Soekarno, Rahmah ikut bergerilya di tengah rimba bersama tokoh-tokoh PRRI dan rakyat yang mendukungnya.

Pada 1964, ia menjalani operasi tumor payudara di RS Pirngadi, Medan. Sejak itu hingga akhir hayatnya, hidupnya didedikasikan kembali sepenuhnya untuk Diniyah Putri.

Tampak pada foto, pahlawan ini mengenakan hijab syar'i dan baju kurung basiba dengan cara yang anggun, elegan dan modern yang menampakkan kecerdasannya dan kemajuannya dalam berpikir.

(LuLu Basmah - diringkas dari berbagai sumber)
Sumber Artikel : Facebook Teras Dakwah
Share:

On Streaming

Acara Hari Ini :

05.00 - 06.00 : Opening-Murotal-DzikirPagi
06.00 - 07.00 : Cakrawala Pagi
07.00 - 08.30 : Embun Pagi (Ust. Oemar Mita)
08.30 - 10.00 : Shobahul Khoir
10.00 - 11.30 : Tausiyah Pendek
11.30 - 12.30 : Murotal
12.30 - 13.30 : Kajian Siang (Ust. Agus Supriadi)
13.30 - 15.00 : ReHat Siang (UA By Request)
15.00 - 16.00 : Murotal
16.00 - 17.00 : Telaga Iman
17.00 - 19.30 : Murotal
19.30 - 20.30 :Tausiyah Malam
20.30 - 21.30 : ReHat Malam (UA By Request)
21.30 - 22.00 : Muhasabah-Closing

Powered by Blogger.

Arsip Kami

Listeners

Pages