Inspirasi Terdepan Anda Dan Keluarga

Saturday, December 31, 2016

Inilah Kejutan Dari Allah Dibalik Ketidaktahuan Kita Yang Wajib Direnungkan

DIBALIK KETIDAKTAHUAN

Nabi NUH belum tahu Banjir akan datang ketika ia membuat Kapal dan ditertawai Kaumnya.Nabi IBRAHIM belum tahu akan tersedia Domba ketika Pisau nyaris memenggal Buah hatinya.Nabi MUSA belum tahu Laut terbelah saat dia diperintah memukulkan tongkatnya.

Yg Mereka Tahu adalah bahwa Mereka harus Patuh pada Perintah ALLAH dan tanpa berhenti Berharap yang Terbaik.Ternyata dibalik KETIDAKTAHUAN kita, ALLAH telah menyiapkan Kejutan!

SERINGKALI Allah Berkehendak di-detik2 terakhir dalam pengharapan dan ketaatan hamba2NYA.
Jangan kita berkecil hati saat spertinya belum ada jawaban doa.
Karena kadang Allah mencintai kita dgn cara2 yg kita tidak duga dan kita tidak suka...
Allah memberikan apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita Inginkan!!
Lakukan bagianmu saja, dan biarkan
Allah akan mengerjakan bagianNYA...

Tetaplah Percaya.
Tetaplah Berdoa.
Tetaplah Setia.
Tetaplah meraih RidhoNYA Aamiin ...

Tetap semangat meski dlm kesederhanaan
Salam Bahagia dan selalu tersenyum ..

Untuk direnungkan...

Nonton Pertandingan bisa 90 menit
Nonton serial Film lebih dari 60 menit
Nonton Movie hampir 120 menit
Tunaikan Shalat hanya 5 menit saja
Di dalam api neraka jahannam sepanjang hayat!

Renungkan!

Di Whatsapp 300 Kawan
Di blackberry cukup 200 kawan
Di contacts phone 400 Kawan
di Kampung 50 Kawan
Dalam Keadaan susah hanya ada 1 kawan.

Dalam Jenazahmu, Hanya keluargamu saja yg mengurusi.

Dalam Kubur hanya kau sendirian.

Jangan anggap Aneh kenyataan ini, sebab memang seperti inilah kenyataan hidup..

Pada Hakikat nya :
"Tidak ada yang dapat memberikan kemanfaatan bagimu kecuali Shalatmu"

Duduk setelah salam dari shalat yang telah diwajibkan adalah waktu yg paling mulia sebab pada waktu itu turun Rahmat Allah Azza wajalla.

Jangan tergesa-gesa berdiri, Bacalah Istighfar, bertasbihlah, baca ayat Al Qur'an dan jangan Lupa bahwa sesungguhnya engkau berada dalam jamuan dzat yang maha Rahman Azza wa jalla.

فإذا فرغت فانصب والى ربك فارغب

Apabila kamu telah selesai sholat, kerjakanlah pekerjaan lainnya dengan bersungguh-sungguh dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

LANGKAH MENUJU SYURGA


Langkah ini membuat aku kagum hingga aku pilih untuk aku bagikan kepada orang yang aku cintai.
Ada Lima perkara, kita semua pasti inginkan serta berusaha untuk mendapatkannya.

1. Wajah yang menarik
2. Duit yg byk
3. Sehat dan kuat
4. Anak-anak yang patuh  dan sukses
5. Tidur nyenyak tanpa Obat penenang

Hal itu Mudah kita peroleh, hanya butuh waktu 15 menit saja.

Bagaimana caranya...

قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
من ترك صلاة الفجر فليس في وجهه نور

1. Nabi bersabda : Barangsiapa yg tinggalkan shalat Subuh maka wajahnya tak akan ada cahaya.

ومن ترك صلاة الظهر فليس في رزقه برگة

2. Barangsiapa yang tinggalkan shalat Dzuhur niscaya tak ada keberkahan dalam rezekinya.

ومن ترك صلاة العصر فليس في جسمه قوة

3. Barangsiapa yang tinggalkan shalat Ashar niscaya tak ada kekuatan dalam jasadnya.

ومن ترك صلاة المغرب فليس في أولاده ثمرة

4. Barangsiapa yg tinggalkan shalat Magrib niscaya tak ada buah hasil yang boleh dipetik dari anak-anaknya.

ومن ترك صلاة العشاء فليس في نومه راحة’’’’

5. Barangsiapa yang tinggalkan shalat Isya' tak ada kenyamanan dalam tidurnya.

Tahu kenapa kalimat Laa ilaaha Illallaah tidak sampai menggerakkan bibir jika diucapkan.

Sebab ini adalah Rahmat dari Allah kpd kita supaya jika maut menghampiri dengan mudah ia menyebutkan kalimat itu.

Mudah-mudahan tangan yang mengirim dan menyebarkan ini kelak tidak sulit untuk melafadzkan kalimat Laa ilaaha Illallaah. Aamiin.

Dan semoga kita masuk surga Allah bersama-sama. Aamiin.

copas :Whatsapp
Share:

Quantum Entanglement : Mengapa Ibumu Mempengaruhi Rezekimu?

Mengapa Ibumu mempengaruhi rezekimu ?

Para ilmuwan saat ini sudah bisa menghasilkan 3000 atom yang mempunyai sifat terkorelasi atau lebih dikenal dengan quantum entanglement.
Jika salah satu saja dari atom ini berprilaku dalam pola tertentu maka 2999 atom lain akan melakukan hal yang sama, di mana perilaku atom akan tetap terhubung bahkan jika mereka berada di ujung semesta yang berbeda.

Dalam keseharian kita mengenal fenomena ini sudah sangat jamak... misal pada anak kembar...dimana kalau yang satu sakit...maka meskipun berjauhan...sudara kembarnya juga akan merasakan hal tersebut.

Contoh lain adalah suami istri yang saling mencintai.
Jika terjadi sesuatu pada pasanganya biasanya ada sebuah mekanisme syaraf yang bekerja.
Atom-atom sel syaraf A akan terkorelasi (entangle) dengan atom-atom sel syaraf B. Atom-atom ini akan berkomunikasi satu sama lain.

Ketika A rindu, B akan menerima informasi ini SEKETIKA lewat komunikasi antar atom sel syaraf.
Informasi yang diterima B akan merangsang keluarnya hormon-hormon yang menimbulkan rasa rindu pada si B. Sehingga si B SEKETIKA itu juga merasakan perasaan rindu.

Hal yang lebih hebat lagi terjadi pada entanglement atom antara IBU dan atom ANAKnya.Seorang ibu meskipun di ujung dunia akan selalu merasa..jika terjadi sesuatu pada anaknya.Itulah sebabnya restu ibu menjadi sedemikian penting bagi anaknya.Dan murka ibu adalah kiamat kecil bagi anaknya.Rezeki kita sebagian besar dipengaruhi oleh entanglement atom ibu kita.Ini karena ibu lah sumber atom yang menyusun atom-atom jasad kita.

Saat ibu senang, bahagia dan ridho pada kita.Maka atom2 milik ibu kita akan langsung berkomunikasi pada atom2 tubuh kita.Saat ibu kita mendoakan kita untuk sukses dan bahagia maka atom2 ibu kita langsung berkomunikasi dengan atom2 tubuh kita pula, dan atom2 ini langsung berkomunikasi dengan atom2 alam semesta.

Akibatnya syaraf2 kita akan menghasilkan hormon2 bahagia yang berimbas pada vibrasi yang kita hasilkan untuk menarik vibrasi yang sama pada alam semesta.

Kita tidak akan ada tanpa IBU.


Berbuat dan berprilaku baik pada IBU adalah satu2nya pilihan buat kita yang menyadari ini.Tidak heran Rasulullah mengucapkan IBUMU...,IBUMU...,IBUMU... baru kemudian bapakmu.
Semoga kita semua semakin berbakti pada IBU kita masing-masing.
Share:

Monday, December 26, 2016

Amalan-Amalan Penerang Mayit Dalam Kubur

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Kubur Adalah Tempat Singgah Sementara

Kubur adalah tempat singgah pertama setelah kematian untuk menuju akhirat. Di Barzah seseorang akan melihat sebagian balasan dari amalnya. Jika selamat di dalamnya maka perjalanan berikutnya akan ebih mudah. Sebaliknya, jika sengsara padanya maka perjalanan berikutnya jauh lebih sulit.

Ada kalanya kubur seseorang terasa gelap karena kurangnya amal-amal baiknya dan sebab maksiat yang telah dikerjakan.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda tentang kubur seorang wanita berkulit hitam yang bertugas membersihkan masjid, wanita itu meninggal, kemudian beliau menyalatkan wanita itu di atas kuburnya,

إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ

“Sungguh kuburan-kuburan ini penuh dengan kegelapan atas penghuninya dan sungguh Allah‘Azza wa Jalla akan meneranginya untuk mereka dengan shalatku atas mereka.” (HR. Muslim)
Ibnu ‘Alan di Syarh Riyadhus Shalihin menerangkan maknanya, “sesungguhnya kubur penuh kegelapan karena tidak ada jendela yang bisa dimasuki cahaya. Tidak bisa menyinari (menerangi)-nya kecuali amal-amal shalih dan syafa’at yang diterima oleh Allah Ta’ala.”

Kewajiban kita adalah mengusahakan amal-amal shalih yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan di kehidupan dunia, alam barzakh, dan akhirat. Di antaranya, amal-amal yang bisa menjadi sebab diteranginya kubur kita. Bersamaan dengan itu kita jauhi segala maksiat yang menyebabkan gelapnya kubur.

Semua amal shalih –secara umum- menjadi sebab terangnya kubur. Di antara amal utamanya adalah sabar dan shalat. Ini masuk dalam keumuman makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

Disebutkan dalam hadits shahih,

وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

"Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti nyata, sabar itu sinar, dan Al-Qur’an adalah pembelamu atau penuntutmu.” (HR. Muslim)

Sebagian ulama –seperti Ibnu Taimiyah- menyebutkan bahwa haji dan umrah bisa menjadi sebab terangnya alam kubur seseorang. Ini seperti disebutkan hadits yang disebutkan Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, dan dikomentari Ibnu Taimiyah, “memiliki beberapa dalil-dalil yang menguatkan keshahihannya.”

Ikut serta dalam mengaji Al-Qur'an dan belajar ilmu syar’i bisa dijadikan sarana untuk terangnya kubur. Ini tidak lepas dari sifat Al-Qur'an sebagai cahaya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا

“Dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).” (QS. Al-Nisa’: 174)
Doa shalat jenazah atas mayit juga bisa menjadi sebab diteranginya cahaya kubur seorang muslim. Ini seperti hadits riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah mendoakan Abu Salamah saat wafat,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ

“Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya bersama orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya bagi orang-orang yang ditinggalkan, ampunilah kami dan dia, wahai Rabb seluruh alam. Lapangkanlah kuburannya dan berilah cahaya di dalamnya.”

Terangnya kubur menjadi harapa setiap kita, hendaknya kita berdoa kepada Allah meminta kebaikan ini. Dan juga kita doakan saudara muslim kita agar mendapat cahaya dikuburnya. Wallahu A’lam.

Sumber: voa-islam.com
Share:

Mengapa Kita Harus Mengikuti Orang-Orang Yang Berilmu ?

Alloh Subhanahu Wata'ala berfirman;

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴿١١٦﴾

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)." (QS. Al An'am: 116)

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ ﴿١١٧﴾

"Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'am: 117)

Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah Shallallohu alaihi wasallam bersabda: "Alloh Azza Wa Jalla menghapus agama tidak dengan cara mencabutnya secara langsung dari hati umat manusia. Namun, Dia akan menghapusnya dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak ada seorang ulama pun yang tersisa. Mereka kemudian mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila mereka para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa, niscaya mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu sehingga mereka tersesat dan menyesatkan" (HR. Muslim, No. 4828)

أَللَّهُـمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا, وَرْجُقْنَا اتِّبَاعًا .وأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً ,وَرْجُقْنَا اجْتِنَابًا

Ya Allah perlihatkanlah pada kami yang benar itu benar, dan karunikanlah kami untuk mengikutinya. Dan perlihatkanlah kepada kami yang salah itu salah, dan karuniakanlah kami untuk menjauhinya.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
Share:

Sudahkah Anda Merasa Menjadi Manusia Seutuhnya?

Pendengar


Orang tua kita sering berkata kepada kita disaat kita kecil, ”kamu belajar yang rajin ya nak, supaya kamu nanti jadi orang” maksudnya jadi orang sukses.

Ada hal yang harus menjadi keprihatinan kita, bahwa kita kerap memiliki selera & pola pikir yang berbeda dengan keinginan Allah yang telah meciptakan kita.


Manusia selalu mengukur keberhasilan dengan Dunia..

Padahal hal itu sangat keliru

Perhatikan firman Allah "Ternyata mereka (manusia) sama hinanya dgn binatang bahkan lebih hina darinya.” (QS Al-An’am:6)

Dalam ayat ini, Allah menyatakan manusia tidak mulia karena kejeniusannya, tidak hebat karena jabatannya yang tinggi, tidak juga menjadi luar biasa oleh sebab hartanya yang berlimpah serta tidak ditinggikan harkat martabatnya karena kemuliaan nasab & segala kekuatan yang ada pada dirinya..

Yahudi lebih jenius..

Fir’aun lebih tinggi jabatannya..

Qorun lebih kaya..

Abu lahab lebih mulia nasabnya..

Gajah lebih besar fisik & kekuatannya..

Bila dipikirkan dengan baik, ternyata fakta & dalil menyatakan bahwa semua itu tidak cukup untuk membuat manusia lebih mulia daripada binatang

Tahukah anda apa yang membuat anda menjadi lebih mulia daripada binatang ?

Hanya satu…


Yaitu mengenal Allah, mengetahui apa yang dicintai & dibenci oleh-Nya lalu mengamalkannya.

Allah berfirman, ”Allah akan mengangkat derajat orang beriman diantara kalian & yang memiliki ilmu..”

(QS Al-Mujadalah:11)

Abdullah ibnul Mubarok pernah ditanya, “kapankah manusia layak disebut manusia (makhluk yang mulia) ?

Beliau menjawab, “disaat ia mengenal Allah & membuktikan hal tersebut sepanjang hidupnya.”

Ya Allah, tambahkan ilmu bagi kami, berilah kami pemahaman agama & muliakanlah kami dengan amal !

Ditulis oleh Ustadz Jazuli, Lc
Share:

Filosofi "Mati Lampu" Bagi Seoarng Muslim Sejati

Mati Lampu

Pernahkah anda tiba-tiba mengalami mati lampu? Pet! Apa yang anda rasakan saat itu? Gelap gulita. Tidak tahu mana arah. Grayap-grayap, meraba-raba. Anda sulit membedakan mana makanan dan mana kotoran.  Mana kucing dan mana anjing. Mana kopi dan mana terigu. Mana gula dan mana garam.

Anda berjalan dengan sangat pelan karena takut menabrak meja dan kursi atau tembok.

Keinginan terbesar

Banyak keinginan manusia di dunia ini. Namun saat mati lampu, saya yakin keinginan terbesar kita adalah agar lampu menyala kembali. Atau minimal kita akan mencari secercah cahaya. Lilin, senter, HP, atau yang lainnya. Untuk menyinari kegelapan yang terasa sangat mengganggu.

Jadi, cahaya adalah kebutuhan pokok manusia.

Cahaya Hakiki


Namun tahukah Anda, bahwa di sana ada cahaya yang jauh lebih penting dibanding cahaya lampu atau lilin? Sebab lampu itu hanya kita butuhkan di malam hari saja. Ketahuilah bahwa di sana ada cahaya yang kita butuhkan siang dan malam, sejak kita lahir hingga kita meninggal dunia. Bahkan saat kita di kuburan kelak dan di alam akhirat.

Apakah cahaya itu? Cahaya tersebut tidak lain adalah ilmu agama yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah disertai lentera bimbingan para ulama. Allah ta’ala berfirman,

“وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا”
Artinya: “Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang”. QS. An-Nisa’ (4): 174.

Maksud dari cahaya dalam ayat di atas adalah al-Qur’an. Demikian keterangan Imam ath-Thabariy.

Ilmu agama adalah kebutuhan primer setiap insan. Bahkan menurut Imam Ahmad bin Hambal, kebutuhan kita terhadap ilmu agama lebih besar dibanding kehidupan kita terhadap makan dan minum. Sebab dalam sehari semalam, paling-paling kita membutuhkan makan dan minum, dua atau tiga kali saja. Sedangkan ilmu selalu kita butuhkan setiap saat. Tapi realitanya dalam keseharian, waktu kita lebih banyak dialokasikan untuk mencari makan dan minum dibanding untuk mencari ilmu agama.

Ilmu agama inilah yang akan menerangi kehidupan kita. Membantu kita untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Yang bermanfaat dan yang berbahaya. Yang halal dan yang haram. Membedakan tauhid dan syirik, sunnah dan bid’ah, juga maksiat dan ibadah.

Cahaya ini pula yang akan membimbing kita menuju surga Allah di tengah kegelapan hari kiamat kelak. Allah ta’ala berfirman,

“يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ…”
Artinya: “Pada hari engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar di depan dan di samping kanan mereka. (Dikatakan kepada mereka), “Pada hari ini ada berita gembira untuk kalian. (Yaitu) surga-surga…”. QS. Al-Hadid (57): 12.

Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa cahaya orang yang beriman kelak akan berbeda-beda. Ada yang sebesar gunung. Ada yang sebesar pohon kurma. Ada yang sebesar orang yang sedang berdiri. Dan adapula yang cahayanya di jempol dia. Terkadang menyala dan kadang pula padam.

Maka mari kita terus belajar ilmu agama, agar cahaya kita semakin terang benderang!

#semoga bermanfaat
Oleh: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Share:

Mengapa Kita Harus Menjaga Lisan Saat Marah ?

Bicara adalah kemampuan khusus manusia

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Bisa bicara, itulah pembeda antara manusia dengan binatang. Bicara merupakan kemampuan khusus manusia yang diajarkan oleh Allah Ta’ala.


الرَّحْمَنُ . عَلَّمَ الْقُرْآَنَ . خَلَقَ الْإِنْسَانَ . عَلَّمَهُ الْبَيَانَ

 
Allah (Yang Maha Pemurah), Yang telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia.  Mengajarnya pandai berbicara.  (QS. ar-Rahman: 1 – 4)
Namun kita juga perlu sadar, kemampuan bicara bisa menjungkir kondisi kita hingga lebih rendah dari binatang. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kata yang mengundang keridhaan Allah, meskipun dia tidak terlalu memperhatikannya; namun dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkan beberapa derajatnya.
Dan sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang mengundang kemurkaan Allah, sementara dia tidak memperhatikannya; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam”.
(HR Bukhari 6478).


Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan makna “dia tidak memperhatikannya”, artinya,

لا يتأملها بخاطره ولا يتفكر في عاقبتها ولا يظن أنها تؤثر شيئا

Dia tidak merenungkan bahayannya, tidak memikirkan dampaknya, dan tidak pernah menyangka bahwa itu bisa memberikan pengaruh sama sekali.
(Fathul Bari, 11/311)


Ini semakna dengan firman Allah,

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

Kalian menyangka itu perkara remeh, padahal itu perkara besar di sisi Allah.
(QS. an-Nur: 15)

Lidah tak bertulang

Apa yang sudah keluar, ibarat peluru pistol yang melesat cepat, tidak mungkin bisa ditangkap.
Jika tidak sabar menahannya, bisa menjadi senjata makan tuan. Karena itulah, iman manusia bisa tergadaikan dengan lisannya. Dari Anas bin Mâlik radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan siapa yang tetangganya tidak merasa aman dari tinda kejahatannya, maka dia tidak akan masuk surga.” (HR. HR Ahmad 12636)

Marah

Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah marah. Dengan cara ini, setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia. Karena marah, orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran, menggugat takdir, bicara jorok, mencaci habis, bahkan sampai kalimat carai yang membubarkan rumah tangganya.

Karena marah pula, manusia bisa merusak semua yang ada di sekitarnya. Dia bisa banting piring, lempar gelas, pukul kanan-pukul kiri, bahkan sampai tindak pembunuhan. Di saat itulah, misi setan untuk merusak menusia tercapai.

Menyadari hal ini, Islam sangat menekankan kepada umat manusia untuk berhati-hati ketika emosi.
Banyak motivasi yang diberikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar manusia tidak mudah terpancing emosi. Diantaranya, beliau menjanjikan sabdanya yang sangat ringkas,

لَا تَغْضَبْ وَلَكَ الـجَنَّة

“Jangan marah, bagimu surga.”
(HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749)


Lidah ketika dibawa marah, dia bisa menjadi sangat liar.  Karena itu, diam bisa menjadi solusi yang terbaik, jika susah bicara yang baik. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

“Jika kalian marah, diamlah.”
(HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).

Kita marah kepada si kafir yang menghina al-Quran.Kita marah kepada mereka yang melindungi dan memihak si kafir.Namun, jangan sampai marah ini mengundang dosa yang baru.Jangan sampai ada  kehormatan Muslim yang lain dilanggar, karena marah.

Rutinkan doa ini


اَللَّهُمَّ نَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الحَقِّ فِي الرِضَا وَالغَضَبِ

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika ridha (sedang senang) dan sedang marah

[Doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalatnya – shahih Jami’ As-Shaghir no. 3039]

Semoga bermanfaat…


Sumber : Konsultasisyariah.com
Share:

Sunday, December 25, 2016

Hukum Berjabat Tangan Dan Berduaan Dengan Saudara Ipar

Fatwa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Wal Ifta’

Soal:

Bersalaman dengan istri dari saudara kandung (baca: saudara ipar) haram atau halal? Dan bolehkan berdua-duaan dengannya? Apa hukumnya?

Jawab:

Istri dari saudara kandung bukanlah termasuk mahram bagi saudara si suami. Maka tidak boleh berjabat tangan dengannya dan tidak boleh berdua-duaan dengannya. Yang menjadi dasar atas hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua imam, yaitu imam Ahmad dan imam Al Bukhari dari sahabat ‘Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إياكم والدخول على النساء، فقال رجل من الأنصار: يا رسول الله: أفرأيت الحمو؟ قال: الحمو: الموت

“Jauhilah masuk ke rumah-rumah para wanita”. Maka seorang lelaki Anshar bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan ipar?”. Beliau bersabda: “ipar adalah maut“.

Makna dariالحمو di sini adalah saudara kandung suami.

Wabillahi at taufiq, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa aalihi wa shahbihi wasallam
Share:

Saudaraku, Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun

Zubaidah istri Harun Ar-Rasyid mempunyai kebaikan yang sangat besar bagi umat. Beliau membuat aliran air yang sangat panjang untuk suplai air kepada jamaah haji di Mina. Sehingga terkenal dalam sejarah dengan sebutan Mata Air Zubaidah.

Disebut dalam tarikh Baghdadi, setelah beliau wafat, Imam Abdullah Ibnu al-Mubarok bertemu Zubaidah dalam mimpi. Ibnu Mubarok kemudian bertanya, “Apa yang telah Allah perbuat untukmu?”

Zubaidah menjawab, “Aku mendapatkan ampunan-Nya.”

Lalu ditanyakan kepadanya, “Apakah karena mata air untuk jamaah haji?”

Beliau menjawab, “Wallahi tidak, bukan karena itu, tetapi karena dua rakaat di waktu malam yang tidak pernah aku tinggalkan.”

Dua rakaat di waktu malam! Sungguh sesuatu yang tidak terduga. Kawan, kita tidak tahu amalan mana yang mendatangkan ampunan Allah. Maka, jangan remehkan kebaikan sekecil apapun. Lakukanlah kebaikan sekecil apapun itu. Lakukan di setiap kesempatan. Jika kita mampu melakukan kebaikan tersebut, maka lakukanlah! Kita takkan merugi. Karena Kita tidak tahu amalan mana yang mendatangkan rahmat Allah. Allahu’alam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara manis kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722.)

Disadur dari Kiblat.net
Share:

10 Hal Yang Yang Menjadi Alasan Mengapa Ibu Kita Luar Biasa Melebihi Para Sarjana Apapun

Tak terbayang bukan, menjadi ibu yang baik itu harus banyak belajar dan terus belajar, lifelong education istilah kerennya.

1. Ibu harus belajar Akuntansi, agar bisa mengurus pendapatan keluarga dan mengelolanya untuk kebutuhan rumah tangga, tabungan, serta menata pemasukan & pengeluaran yang seimbang.

2. Ibu harus belajar ilmu Tata Boga, chef, atau perhotelan, belajar mengatur masakan keluarga dengan kreatif, supaya tidak bosan.

3. Ibu harus belajar ilmu Keguruan. Ia harus menguasai ilmu yang diajarkan di sekolah dasar, agar bisa mengajari anaknya bila kesulitan dengan PR-nya.

4. Ibu harus belajar Agama, karena ibu-lah yang pertama kali mengenalkan anak pada Allah, membangun akhlak yang luhur serta iman yang kokoh.

5. Ibu harus belajar Ilmu Gizi, agar bisa menyiapkan makanan bergizi bagi keluarga, setiap hari.

6. Ibu harus belajar Farmasi, agar dapat memberi pertolongan awal pada keluarga yang sedang sakit dan menyediakan obat-obatan ketika keadaan darurat.

7. Ibu harus belajar Keperawatan, karena beliaulah yang merawat anak/suami ketika sakit. Yang menyeka tubuhnya ketika tidak diperbolehkan mandi, mengganti kompres. Ibu adalah perawat yang handal.

8. Ibu harus belajar ilmu Kesehatan, agar bisa menjaga asupan makanan, kebersihan melindungi anggota keluarga dari gigitan nyamuk, dll.

9. Ibu harus belajar Psikologi, agar bisa berkomunikasi dengan baik saat menghadapi anak-anak di setiap jenjang usia, juga sebagai teman curhat suami yang terbaik, ketika suami sedang mengalami masalah.

10. Ibu juga bisa cari uang (  bekerja )

Seandainya ibu harus kuliah dulu, butuh berapa lama? Bisa jadi lebih dari 9 jurusan di atas tadi.
Begitu luar biasanya seorang ibu, dengan multi talentanya, kesabarannya merawat, mendidik & menemani anak-anak dan suami tercinta. Sudahkah kita memberikan yang terbaik untuk ibu kita?

“Seorang ibu bisa merawat 10 anak, namun 10 anak belum tentu bisa merawat satu ibunya."


Hadits Tentang Ibu Hadist Tentang Ibu Hadis Tentang Ibu Kata Kata Nabi Muhammad Tentang Ibu Ayat Tentang Ibu

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)

Ayat diatas menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui anak, jadi 30 bulan. Sehingga tidak bertentangan dengan surat Luqman ayat 14 (Lihat Tafsiir ibni Katsir VII/280)

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)

Begitu pula dengan Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliauberkata dalam kitabnya Al-Kabaair,

Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.

Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.

Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.

Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya.

Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.

Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.

Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.

Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.

Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.

Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.

Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.

Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.

Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.

Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.

Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.

Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.

Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.

Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.

Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.

(Akan dikatakan kepadanya),

ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ

“Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Hajj : 10)

(Al-Kabaair hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)

Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung.

Yah, kita mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya.
Contoh manusia terbaik yang berbakti kepada Ibunya

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.

Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.

Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad no. 11;  Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam sebuah riwayat diterangkan:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata: bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata: maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata: ‘Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu’. (Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shohihah (2799))

Pada hadits di atas dijelaskan bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima Allah ta’ala. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasuk dosa yang dibenci Allah.

Berbuat baik kepada ibu adalah amal sholeh yang sangat bermanfa’at untuk menghapuskan dosa-dosa. Ini artinya, berbakti kepada ibu merupakan jalan untuk masuk surga.
Jangan Mendurhakai Ibu

Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عن المغيرة بن شعبة قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Ibnu Hajar memberi penjelasan sebagai berikut, “Dalam hadits ini disebutkan ‘sikap durhaka’ terhadap ibu, karena perbuatan itu lebih mudah dilakukan terhadap seorang ibu. Sebab,ibu adalah wanita yang lemah. Selain itu, hadits ini juga memberi penekanan, bahwa berbuat baik kepada itu harus lebih didahulukan daripada berbuat baik kepada seorang ayah, baik itu melalui tutur kata yang lembut, atau limpahan cinta kasih yang mendalam.” (Lihat Fathul Baari V : 68)

Sementara, Imam Nawawi menjelaskan, “Di sini, disebutkan kata ‘durhaka’ terhadap ibu, karena kemuliaan ibu yang melebihi kemuliaan seorang ayah.” (Lihat Syarah Muslim XII : 11)
Buatlah Ibu Tertawa

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جئْتُ أبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ : ((اِرْخِعْ عَلَيْهِمَا؛ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا))

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim (IV/152))
Jangan Membuat Ibu Marah

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ : رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَاالْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَلَدِ.

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.“ (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Kandungan hadits diatas ialah kewajiban mencari keridhaan kedua orang tua sekaligus terkandung larangan melakukan segala sesuatu yang dapat memancing kemurkaan mereka.

Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya, kemudian ibunya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’a ibu tersebut akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam hadits yang shahih Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ.

“Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya, (2) do’a musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang yang dizhalimin.” (Hasan : HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 32, 481/Shahiih Al-Adabil Mufrad (no. 24, 372))

Jika seorang ibu meridhai anaknya, dan do’anya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan terkena do’a ibunya. Wal iyyadzubillaah..

Saudariku…jangan sampai terucap dari lisan ibumu do’a melainkan kebaikan dan keridhaan untukmu. Karena Allah mendengarkan do’a seorang ibu dan mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita pada sang ibu, berbaktilah, selagi masih ada waktu…

والله الموفّق إلى أقوم الطريق
وصلى الله وسلم على نبينا وعلى آله وأصحابه ومن اتّبعهم بإحسان الى يوم الدين


Sumber: https://muslimah.or.id/1861-ibumu-kemudian-ibumu-kemudian-ibumu.html
Share:

Fatwa : Cara Menghadapi Musuh-Musuh Pergerakan Islam

Pertanyaan:
Musuh-musuh pergerakan-pergerakan Islam sangat banyak, bagaimana caranya menghadapinya?


Jawaban:

Tidak disangsikan lagi bahwa pergerakan-pergerakan Islam di setiap tempat banyak memiliki musuh yang bahu membahu menghadapinya. Ada pula pengorganisasian secara terang-terangan maupun rahasia yang membantu mereka dengan berbagai macam bantuan, penopang, dan gambaran strategi.

Yang saya lihat di masalah ini adalah bahwa sudah menjadi kewajiban bagi semua negara-negara Islam dan kaum muslim yang kaya raya untuk memberikan bantuan kepada pergerakan-pergerakan Islam di setiap tempat dengan (mengutus) para da'i yang mukhlish serta dikenal memiliki ilmu pengetahuan dan kegiatan Islam, jujur, sabar, akidah yang baik, dan membantu dengan harta yang membantu mereka melaksanakan tugas dakwah, menyebarkannya, dan membantah terhadap musuh-musuh Islam, dan membantu dengan buku-buku, risalah-risalah, buletin-buletin yang berguna di maqam ini dengan menggunakan berbagai macam bahasa menurut tempat domisili gerakan-gerakan Islam tersebut.

Dan adanya para pengawas bagi gerakan-gerakan ini yang mengunjungi mereka sewaktu-waktu untuk mengetahui kegiatan, kejujuran dan keperluan mereka. Dan untuk mengarahkannya kepada tindakan yang mesti dijalankan, memudahkan rintangan yang menghadang di hadapan mereka. Mengenal pribadi-pribadi/sosok-sosok atau lembaga-lembaga yang menolong dan memberikan bantuan kepada musuh-musuh secara rahasia atau terang-terangan, agar waspada dan berinteraksi selayaknya.

Tidak diragukan lagi, sesungguhnya apa yang telah kami sebutkan, membutuhkan usaha yang benar dan jiwa-jiwa yang beriman, menginginkan Allah dan negeri akhirat. Kami memohon kepada Allah سبحانه و تعالى agar memberikan kepada gerakan-gerakan Islam dan bagi umat Islam di setiap tempat sesuatu yang membantu dan memperlihatkan kepada mereka terhadap kebenaran dan menetapkan atas keberanaran itu, sesungguhnya Dia sebaik-baik yang diminta.

Rujukan:
Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah jilid V hal 253.
Share:

Inilah 3 Keutamaan Sholat Sunnah Yang Kebanyakan Orang Belum Memahaminya

Pendengar, ada beberapa keutamaan sholat sunnah yang perlu diketahui, diantaranya:

1.Menutupi Kekurangan pada Shalat Wajib


Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ ».

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Albani)

2. Dihapuskan dosa dan ditinggikan derajat


Ma’dan bin Abi Tholhah Al Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-,  lalu aku berkata padanya, ‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada Tsauban, ‘Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah’.” Ketika ditanya, Tsauban malah diam.

Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim).

3. Akan menjadi pendamping Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga


Dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami –radhiyallahu ‘anhu– dia berkata,

كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

“Saya pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya. Maka beliau berkata kepadaku, “Mintalah kepadaku.” Maka aku berkata, “Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi pendampingmu di surga.” Beliau bertanya lagi, “Adakah permintaan yang lain?” Aku menjawab, “Tidak, itu saja.” Maka beliau menjawab, “Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat).” (HR. Muslim)
Share:

Friday, December 23, 2016

Kesepakatan Ulama Islam Atas Haramnya Membantu, Menghadiri, dan Mengucapkan Selamat Natal

Inilah pendapat para ulama-ulama islam mengenai keharaman seorang muslim untuk membantu, menghadiri, dan mengucapkan selamat natal kepada orang-orang nasrani.

Ibnul Qoyyim

Al-Imam Al-‘Allaamah Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menukil kesepakatan (ijma’) ulama Islam,

وَكَمَا أَنَّهُمْ لَا يَجُوزُ لَهُمْ إِظْهَارُهُ فَلَا يَجُوزُ لِلْمُسْلِمِينَ مُمَالَاتُهُمْ عَلَيْهِ وَلَا مُسَاعَدَتُهُمْ وَلَا الْحُضُورُ مَعَهُمْ بِاتِّفَاقِ أَهْلِ الْعِلْمِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهُ

 “Sebagaimana tidak boleh bagi kaum musyrikin untuk menampakkan perayaan mereka, demikian pula tidak boleh bagi kaum muslimin untuk membantu, menolong dan ikut hadir dalam perayaan mereka berdasarkan kesepakatan ahlul ‘ilmi (ulama) yang benar-benar ahli.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 3/1245]

Tidak diragukan lagi bahwa mengucapkan selamat apalagi ikut hadir termasuk dalam ketegori ta’awun; yaitu membantu mereka dalam kebatilan, maka sepakat ulama melarangnya.

 Al-Imam Al-‘Allaamah Ibnul Qoyyim rahimahullah juga menukil ijma’ ulama Islam,

وَأَمَّا التَّهْنِئَةُ بِشَعَائِرِ الْكُفْرِ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ فَحَرَامٌ بِالِاتِّفَاقِ مِثْلَ أَنْ يُهَنِّئَهُمْ بِأَعْيَادِهِمْ وَصَوْمِهِمْ، فَيَقُولَ: عِيدٌ مُبَارَكٌ عَلَيْكَ، أَوْ تَهْنَأُ بِهَذَا الْعِيدِ، وَنَحْوَهُ، فَهَذَا إِنْ سَلِمَ قَائِلُهُ مِنَ الْكُفْرِ فَهُوَ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ

  “Adapun mengucapkan Selamat terhadap simbol-simbol kekafiran yang merupakan ciri khususnya, maka hukumnya haram berdasarkan kesepakatan (ulama), seperti seseorang mengucapkan Selamat terhadap hari raya orang-orang kafir dan puasa mereka, contohnya ia mengatakan: Semoga Hari Raya ini menjadi berkah bagimu, atau Semoga engkau bahagia dengan Hari Raya ini, dan yang semisalnya. Maka dengan sebab ucapannya ini, andai ia selamat dari kekafiran maka ia tidak akan lepas dari perbuatan yang haram.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 1/441]

www.ululalbab.sch.id

Syaikh Utsaimin

Asy-Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

تهنئة الكفار بعيد الكريسمس أو غيره من أعيادهم الدينية حرام بالاتفاق

“Memberi Selamat kepada orang-orang kafir dalam Perayaan Natal atau perayaan agama mereka yang lainnya adalah haram menurut kesepakatan (ulama).” [Majmu’ Al-Fatawa war Rosaail, 3/45]

Maka apabila ada ulama setelahnya kemudian menyelisihi ijma’ tersebut, tidak boleh bagi kita mengikuti penyelisihan itu, karena ijma’ adalah hujjah dalam agama, telah pasti kebenarannya, adapun yang menyelisihinya pasti keliru.

Allah ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

 “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [An-Nisa: 115]

 As-Sa'di

Asy-Syaikh Al-Mufassir Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

وقد استدل بهذه الآية الكريمة على أن إجماع هذه الأمة حجة وأنها معصومة من الخطأ.

ووجه ذلك: أن الله توعد من خالف سبيل المؤمنين بالخذلان والنار، و {سبيل المؤمنين} مفرد مضاف يشمل سائر ما المؤمنون عليه من العقائد والأعمال. فإذا اتفقوا على إيجاب شيء أو استحبابه، أو تحريمه أو كراهته، أو إباحته – فهذا سبيلهم، فمن خالفهم في شيء من ذلك بعد انعقاد إجماعهم عليه، فقد اتبع غير سبيلهم.

 “Dalam ayat yang mulia ini terdapat pendalilan bahwa ijma’ umat ini adalah hujjah, dan bahwa ia maksum (terjaga) dari kesalahan.

Sisi pendalilannya: Bahwa Allah telah mengancam siapa yang menyelisihi jalan kaum mukminin dengan ancaman kehinaan dan neraka.

 Dan jalan kaum mukminin dalam ayat ini dalam bentuk mufrod mudhof (satu kata yang disandarkan) sehingga maknanya mencakup seluruh keyakinan dan amalan kaum mukminin, apabila mereka telah sepakat untuk mewajibkan sesuatu, atau mensunnahkannya, atau mengharamkannya, atau memakruhkannya, atau membolehkannya maka itulah jalan mereka, barangsiapa menyelisihi satu perkara saja setelah terjadinya ijma’ maka ia telah mengikuti selain jalannya kaum mukminin.” [Taisirul Kaarimir Rahman fi Tafsiri Kalaamil Mannan, hal. 202]

 Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/719295141553304
Share:

Wednesday, December 14, 2016

Surat Dari Wanita Muslimah Di Kota Aleppo Yang Terkepung

Bismillahirrahmanirrahim..

Bagi siapapun yang ingin mengetahui keadaan kota Allepo. Maka bacalah surat tertulis dari seorang muslimah dikota Allepo yang terkepung, betapa Kerasya Penderitaan Saudara kita.

Kepada para pemuka Umat Islam.

Kepada para anggota Dewan syariah kelompok perlawanan.

Kepada seluruh manusia yang mengaku dirinya memiliki semangat iman.

Aku adalah seorang wanita muda, yang akan segera diperkosa dan itu tidak akan lama lagi.
Di sini tidak ada senjata dan tidak ada kaum lelaki yang menghalangi kami dengan kaum buas bernama “Tentara Nasional.”

Aku tidak menginginkan sesuatu apapun.
Bahkan doa kalian pun aku tidak lagi membutuhkan.
Karena aku masih bisa berbicara dan aku yakin doaku kepada Allah lebih jujur dari apa yang kalian ucapkan.

Semua yang aku inginkan dari kalian adalah, jangan bicarakan kedudukanku di sisi Allah dan kalian memberikan fatwa tentang keadaanku setelah kematianku.

Aku akan bunuh diri. Dan tidak akan menakutkan diriku kalau kalian mengatakan aku masuk neraka!
Aku akan bunuh diri. Karena sungguh aku tidak sanggup menahan kesusahan bertahun tahun di dalam rumah ayahku yang tewas, sedangkan di dalam hatinya terdapat kemarahan kepada orang orang yang ditinggal.
Aku akan bunuh diri, tidak ada alasan lain, hanya aku tidak ingin tentara itu menikmati tubuhku.
Orang orang itu sejak beberapa hari takut mengucapkan nama Aleppo.

Aku akan bunuh diri, karena sungguh di Aleppo telah terjadi kiamat dan aku tidak percaya adalah neraka yang lebih mengerikan dari Aleppo saat ini.

Aku akan bunuh diri,dan aku sunggu tahu bahwa kalian akan segera bersatu mengatakan bahwa aku masuk neraka.

Satu perkara yang menyatukan kalian, adalah peristiwa bunuh dirinya seorang wanita muda.
Yang bukan ibu, saudara perempuan, bukan pula isteri kalian.
Hanya seorang wanita muda tidak berarti bagi kalian.

Aku tutup ungkapan diriku bahwa fatwa kalian tidak bermakna sama sekali bagiku, sebagaimana kehidupanku pun tidak berarti.
Maka, jagalah fatwa kalian untuk diri kalian dan keluarga kalian.

Aku akan bunuh diri.

Dan ketika kalian membaca tulisanku ini, aku telah mati dalam keadaan masih suci.
[Diterjemahkan dari Syabakah Suria al-Hadats, selasa 13 des 2016]
Share:

Monday, December 12, 2016

Renungan : Teman, Tolong Bawa Aku Ke Syurga

Ketika mengunjungi seorang teman yang sedang kritis sakitnya, dia menggenggam erat tanganku, lalu menarik ke mukanya, dan membisikkan sesuatu...

Dalam airmata berlinang dan ucapan yang ter-bata² dia berkata, "Bila kamu tidak melihat aku di syurga, tolong tanya kepada Allah di mana aku, tolonglah aku ketika itu..."

Dia langsung terisak menangis, lalu aku memeluknya dan meletakkan mukaku di bahunya. Aku pun berbisik, "Insyaa Allah, insyaa Allah, aku juga mohon kepadamu jika kamu juga tidak melihatku di surga..."
Kami pun menangis bersama, entah berapa lama...

Ketika saya meninggalkan Rumah Sakit, saya terkenang akan pesan beliau...
Sebenarnya pesan itu pernah disampaikan oleh seorang ulama besar, Ibnu Jauzi, yang berkata pada sahabatnya sambil menangis:

"Jika kamu tidak menemui aku di syurga bersama kamu, maka tolonglah tanya kepada Allah tentang aku: 'Wahai Rabb kami, si fulan sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau, maka masukkanlah dia bersama kami di syurga."

Ibnu Jauzi berpesan begitu bersandar pada sebuah hadits:

"Apabila penghuni syurga telah masuk ke dalam syurga lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah: 'Ya Rabb! kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami...'"Maka Allah berfirman, "Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman, walau hanya sebesar zarrah."(Ibnu Mubarak dalam kitab Az Zuhd)

Wahai sahabat²ku...

Di dalam bersahabat, pilih lah mereka yang bisa membantu kita, bukan hanya ikatan di dunia, tetapi juga hingga akhirat.

Carilah sahabat² yang senantiasa berbuat amal sholeh, yang shalat berjamaah, berpuasa dan sentiasa berpesan agar meningkatkan keimanan, serta berjuang untuk menegakkan agama Islam.

Carilah teman yang mengajak ke majelis ilmu, mengajak berbuat kebaikan, bersama untuk kerja kebajikan, serta selalu berpesan dengan kebenaran.

Teman yang dicari karena urusan niaga, pekerjaan, atau teman nonton bola, teman memancing, teman bershopping, teman FB untuk bercerita hal politik, teman whatsapp untuk menceritakan hal dunia, akan berpisah pada garis kematian dan masing² hanya akan membawa diri sendiri.

Tetapi teman yang bertakwa, akan mencari kita untuk bersama ke syurga...

Simaklah diri, apakah ada teman yang seperti ini dalam kehidupan kita, atau mungkin yang ada lebih buruk dari kita...

Ayo... berubah sekarang, kurangi waktu dengan teman yang hanya condong pada dunia, carilah teman yang membawa kita bersama ke syurga, karena kita tidak bisa mengharapkan pahala ibadah kita saja untuk masuk syurganya Allah Jalla wa 'Alaa.

Perbanyak lah ikhtiar, semoga satu darinya akan tersangkut, dan membawa kita ke pintu syurga...

Al-Hasan Al-Bashri berkata:
_"Perbanyak lah sahabat-sahabat mukminmu, karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat.”_

Pejamkan mata, berfikir lah... siapa kiranya di antara sahabat² kita yang akan mencari dan mengajak kita ber-sama² ke syurga??

Jika tidak, mulai lah hari ini mencari teman ke syurga sebagai suatu misi peribadi.

In syaa Allah kepada siapa saja kita boleh menyampaikan pesan ini.

------------------------------------------------
Sahabat-sahabatku yang Disayang Allah... tolong tanyakan kepada Allah, jika aku tiada bersamamu nanti di Syurga-NYA kelak ...
Ditulis oleh Ust Abdullah Zaen Lc MA حفظه الله تعالى.
Share:

12 Dampak Racun Kemaksiatan Terhadap Tubuh Manusia

Nada Kemaksiatan

Ketahuilah bahwa setiap kali seorang hamba melakukan perbuatan dosa dan maksiat, maka akan ditorehkan satu titik hitam di hatinya. Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Share:

Maulid Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, Bid'ah kah? (Antara Ilmu dan Sikap)

Hari ini diyakini di negeri ini sebagai hari kelahiran Nabi mulia kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam atau dikenal dgn Hari Maulid. 12 Robiul Awal, walaupun para ahli sejarah sesungguhnya berbeda pendapat ttg tanggal kelahiran beliau.
Share:

Siapakah "Elang" Quraisy Sang Penakluk Andalusia ? (bagian 2 habis)

Elang Quraisy Penakluk Andalusia

(Bagian II)

Sempat mendapat tawaran duniawi yang begitu nikmat, wanita yang sangat cantik datang padanya. Walau mata dan hati tak bisa mengelak namun prinsipnya kuat menolak, keteguhnannya bagaikan air es disiramkan api namun tak padam. Juga gempuran dari serdadu Abasiyah yang bertubi. Bahkan penghianatan orang Arab Selatan yang juga berhasil dipadamkan.

Ancaman berikutnya datang dari luar dunia Islam. Beberapa kali Raja Prancis Charlemange mencoba untuk menyerang Kordoba. Charlemange melihat peluang untuk memerangi musuhnya di Andalusia karena Harun Ar-Rasyid --khalifah Abbasiyah yang menjadi rivalnya--sedang sibuk memerangi Bizantium. Raja Perancis itu menyebrangi Pegunungan Pyereenes untuk menyerang Abdurrahman. Namun, dengan kesigapan dan ketrampilan Abdurrahman dalam memimpin, pasukan Prancis bisa dipukul balik. Kemudian Charlemange mendengar berita kekacauan yang melanda imperiumnya sehingga ia pun menarik pasukannya dari Andalusia.

Kemudian Abdurrahman membangun angkatan bersenjata yang teratur yang jumlahnya tidak kurang dari 40 ribu personel. Dia sadar bahwa Andalusia sangat mungkin diserang dari tiga arah di lautan. Oleh sebab itu, dia kemudian membangun armada perang laut yang tergolong sebagai armada yang pertama kali di Andalusia. Armada ini menjadi armada perang laut terkuat di Barat dan Laut Tengah.

Abdurrahman pun tak hanya cakap memimpin pasukannya. Di bawah kekuasaannya, Andalusia mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan perkembangan peraaban yang sangat pesat. Suatu kemajuan yang belum pernah dicapai oleh Andalusia hingga saat ini. Kordoba bersaing dengan Konstantinopel dan Baghdad dari segi kemegahan, kemewahan, dan perkembangan sains dan seni. Kordoba kemudian dikenal Barat sebagai Pengantin Andalusia dan Permata Dunia.

Tiga tahun sebelum meninggal, Abdurrahman merenovasi dan memperluas bangunan Masjid Kodoba. Atapnya disangga oleh tiang-tiang besar yang berjumlah 1293 tiang. bangunan ini laksana Ka'bah kaum muslimin di Dunia Islam bagian barat. Hingga kini masjid ini masih berdiri megah dan termasuk tempat yang paling banyak dikunjungi oleh pariwisata setelah istana Al-Hamra', sebagai peninggalan sejarah yang menarik.

Masa pemerintahannya dikenal oleh para ahli sejarah dengan masa pembangunan besar-besaran. Dia membangun kota menjadi lebih indah, membuat pipa air agar masyarakat ibu kota memperoleh air bersih, kemudian mendirikan tembok yang kuat di sekeliling kota Kordoba dan istana. Ad-Dakhil juga membuat taman yang dinamakan Ar-Rusafah di luar kawasan Kordoba, menjadikan Kordoba sebgai pusat pendidikan dan kebudayaan yang paling menarik di wilayah Eropa, sekaligus tandingan dari Baghdad yang berada di wilayah Timur.

Kontribusi yang dberikan olehnya dalam bidan penulisan ilmu menarik orang-orang untuk belajar ke istananya. Selain itu, Ad-Dakhil juga mendirikan beberapa universitas, di antaranya Universitas Kordoba, Universitas Toledo, Universitas Sevilla, juga membangun masjid Kordoba yang megah (yang pada tahun 1236 dijadikan gereja yang kini dikenal dengan nama La Mezquita).

Selain itu Abdurrahman juga dikenal sebagai seorang penyair dan orator ulung. Meskipun sejarah menyebutkan bahwa dia adalah pemuda terusir, tetapi dengan ketegaran dan kemauan kerasnya, ia berhasil mendirikan Daulah Umawiyah II yang mampu bertahan hingga tahun 1301 M. Setelah memerintah selama 32 tahun, Abdurrahman Ad-Dakhil meninggal pada 172 H dalam usia 61 tahun. Abdurrahman layak disebut Elang Quraisys; dari seorang pelarian politik menjadi penguasa Andalusia.

TAMAT...

Referensi:
Sejarah Para Khalifah, Hepi Andi Bastoni, Pustaka Al-Kautsar. Ensiklpoedi Islam, Abdul Fatah,dkk., Departemen Agama RI
Share:

Benarkah Kedua Orang Tua Rosulullah Kafir ? (Antara Dalil dan Perasaan)

Pro kontra masalah status kedua orang tua Nabi akhir-akhir ini menjadi buah bibir media sosial. Sebagai seorang muslim, mari kita semua menimbangnya dengan dalil bukan dengan perasaan semata. Mari cermati dua hadits yang merupakan landasan dasar masalah ini:
Timbangan Dalil

Dalil pertama:



عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِيْ؟ قَالَ: فِي النَّارِ. فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ: إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ


Dari Anas, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, di manakah tempat ayahku (yang telah meninggal) sekarang berada?” Beliau menjawab, “Di neraka.” Ketika orang tersebut menyingkir, maka beliau memanggilnya lalu berkata, “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka” (HR. Imam Muslim dalam Shahîh-nya (203).


Dalil Kedua:



عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ a قَالَ: زَارَ النَّبِيُّ n قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ: اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِيْ أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِيْ وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِيْ أَنْ أَزُوْرَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِيْ فَزُوْرُوْا الْقُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ


Dari Abu Hurairah berkata, “Nabi pernah menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis dan membuat orang yang berada di sampingnya juga turut menangis kemudian beliau bersabda, ‘Saya tadi meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun baginya (ibunya) tetapi saya tidak diberi izin, dan saya meminta izin kepada-Nya untuk menziarahi kuburnya (ibunya) kemudian Allah memberiku izin. Berziarahlah karena (ziarah kubur) dapat mengingatkan kematian.’” (HR. Imam Muslim dalam Shahîh-nya (976–977).
Kata Syaikh Al Bani

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani berkata mengomentari hadits ini:



“Ketahuilah wahai saudaraku seislam bahwa sebagian manusia sekarang dan sebelumnya juga, mereka tidak siap menerima hadits shahih ini dan tidak mengimani kandungannya yang menegaskan kufurnya kedua orangtua Nabi. Bahkan sebagian kalangan yang dianggap sebagai tokoh Islam mengingkari hadits ini berikut kandungannya yang sangat jelas.


Menurut saya, pengingkaran seperti ini pada hakikatnya juga tertuju kepada Rasulullah yang telah mengabarkan demikian, atau minimal kepada para imam yang meriwayatkan hadits tersebut dan menshahihkannya. Dan ini merupakan pintu kefasikan dan kekufuran yang nyata karena berkonsekuensi meragukan kaum muslimin terhadap agama mereka, sebab tidak ada jalan untuk mengenal dan memahami agama ini kecuali dari jalur Nabi sebagaimana tidak samar bagi setiap muslim.


Jika mereka sudah tidak mempercayainya hanya karena tidak sesuai dengan perasaan dan hawa nafsu mereka maka ini merupakan pintu yang lebar untuk menolak hadits-hadits shahih dari Nabi. Sebagaimana hal ini terbukti nyata pada kebanyakan penulis yang buku-buku mereka tersebar di tengah kaum muslimin seperti al-Ghazali, al-Huwaidi, Bulaiq, Ibnu Abdil Mannan, dan sejenisnya yang tidak memiliki pedoman dalam menshahihkan dan melemahkan hadits kecuali hawa nafsu mereka semata.


Dan ketahuilah wahai saudaraku muslim yang sayang terhadap agamanya bahwa hadits-hadits ini yang mengabarkan tentang keimanan dan kekufuran seseorang adalah termasuk perkara ghoib yang wajib untuk diimani dan diterima dengan bulat. Allah berfirman:


الٓمٓ ﴿١﴾ ذَ‌ٰلِكَ ٱلْكِتَـٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾


“Alif lâm mîm. Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (QS. al-Baqarah [2]: 1–3)


وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍۢ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلًۭا مُّبِينًۭا ﴿٣٦﴾


“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. al-Ahzâb [33]: 36)


Maka berpaling darinya dan tidak mengimaninya berkonsekuensi dua hal yang sama-sama pahit rasanya. Pertama: Mendustakan Nabi. Kedua: Mendustakan para perawi hadits yang terpercaya.


Dan tatkala menulis ini, saya tahu betul bahwa sebagian orang yang mengingkari hadits ini atau memalingkan maknanya dengan maka yang batil seperti as-Suyuthi—semoga Allah mengampuninya—adalah karena terbawa oleh sikap berlebih-lebihan dalam mengagungkan dan mencintai Nabi, sehingga mereka tidak terima bila kedua orangtua Nabi seperti yang dikabarkan oleh Nabi, seakan-akan mereka lebih sayang kepada orangtua Nabi daripada Nabi sendiri!!!” (Silsilah al-Ahâdits ash-Shahîhah no. 2592)


Sebenarnya ucapan para ulama salaf tentang aqidah ini banyak sekali. Namun, cukuplah kami nukil di sini ucapan al-Allamah Ali bin Sulthan Ali al-Qari,


“Telah bersepakat para ulama salaf dan khalaf dari kalangan sahabat, tabi’in, imam empat, dan seluruhahli ijtihaj akan hal itu (kedua orangtua Nabi di neraka) tanpa ada perselisihan orang setelah mereka. Adapun perselisihan orang setelah mereka tidaklah mengubah kesepakatan ulama salaf.” (Adillah Mu’taqad Abi Hanifah fi Abawai Rasul, hlm. 84).


Kalau ada yang mengatakan bahwa keyakinan/aqidah bahwa kedua orangtua Nabi di neraka termasuk kurang adab terhadap Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.


Kita jawab:



Beradab terhadap Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang sebenarnya adalah mengikuti perintahnya dan membenarkan haditsnya, sedang kurang adab terhadap Rasulullah adalah apabila menyelisihi petunjuknya dan menentang haditsnya. Allah berfirman:


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ ﴿١﴾


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. al-Hujurât: 1)


Alangkah bagusnya perkataan Syaikh Abdurrahman al-Yamani tatkala mengomentari hadits ini, “Seringkali kecintaan seseorang tak dapat dikendalikan sehingga dia menerjang hujjah serta memeranginya. Padahal orang yang diberi taufik mengetahui bahwa hal itu berlawanan dengan mahabbah (cinta) yang disyari’atkan. Wallahul Musta’an”.


Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini berkata, “Termasuk kegilaan, bila orang yang berpegang teguh dengan hadits-hadits shahih disifati dengan kurang adab. Demi Allah, seandainya hadits tentang Islamnya kedua orangtua Nabi shahih, maka kami adalah orang yang paling berbahagia dengannya. Bagaimana tidak, sedangkan mereka adalah orang yang paling dekat dengan Nabi yang lebih saya cintai daripada diriku ini. Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan. Tetapi kita tidaklah membangun suatu ucapan yang tidak ada dalilnya yang shahih. Sayangnya, banyak manusia yang melangkahi dalil shahih dan menerjang hujjah. Wallahul Musta’an” (LihatMajalah at-Tauhîd, Mesir, edisi 3/Rabi’ul Awal 1421 hlm. 37).


*


Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi / 1 Agt 2016

Sumber :  Muslim.or.id
Share:

Sunday, December 11, 2016

Ayah, Bunda Kenalkan Idola Utama Umat Islam Kepada Putra-Putri Anda!

Rosulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam

  • Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalibs bin Hashim.
  • Tanggal  lahir : Subuh Hari Senin, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571Masehi (dikenali sebagai Tahun Gajah; karena peristiwa tentara bergajahAbrahah yang menyerang kota Ka'bah)
  • Tempat lahir : Di rumah Abu Thalib, Makkah Al-Mukarramah.
  • Nama bapak : Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim.
  • Nama ibu : Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf.
  • Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapak Rasulullah
  • Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).
  • Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Sa'diah (lebih dikenali Halimah As-Sa'diah, suaminya bernama Abu Kabsyah).

 Usia 5 Tahun

  • Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di dalam hatinya.

 Usia 6 Tahun


  • Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa '(sebuah kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah, baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapak Rasulullah SAW) dan dibiayai oleh datuknya Abdul Muththalib.

 Usia 8 Tahun

  • Kakeknya, Abdul Muththalib pula meninggal dunia.
  • Baginda dipelihara pula oleh bapak saudaranya, Abu Thalib.

Usia 9 Tahun (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).

  • Bersama bapak saudaranya, Abu Thalib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan.
  • Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Nasrani bernama Bahira (Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.

 Usia 20 Tahun


  • Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab 'Sirah', jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari danberperanan mengumpulkan anak-anak panah sahaja.
  • Menyaksikan ' perjanjian Al-Fudhul ' ; perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang didzalimi di Makkah.

Usia 25 Tahun

  • Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.
  • Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.
  • Baginda SAW bersama-sama Abu Thalib dan beberapa orang bapak saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapak saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
  • Mas kawin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.

 Usia 35 Tahun

  • Banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan dinding Ka'bah.
  • Pembinaan semula Ka'bah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan pendudukMakkah.
  • Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan 'Hajarul-Aswad' ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan batu tersebut.

 Usia 40 Tahun

  • Menerima wahyu di gua Hira' sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.

Usia 53 Tahun

  • Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.
  • Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal / 24 September 622M.

Usia 63 Tahun

  • Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11Hijrah / 8 Juni 632 Masehi.

Istri-istri Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam

  1. Khadijah Binti Khuwailid.
  2. Saudah Binti Zam'ah.
  3. Aisyah Binti Abu Bakar (anak Sayyidina Abu Bakar).
  4. Hafsah binti 'Umar (anak Sayyidina 'Umar bin Al-Khattab).
  5. Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.
  6. Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).
  7. Zainab Binti Jahsy.
  8. Maimunah Binti Harith.
  9. Safiyah Binti Huyai bin Akhtab.
  10. Zainab Binti Khuzaimah (digelar 'Ummu Al-Masakin', Ibu Orang Miskin).

Anak-Anak Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam


  1. Qasim
  2. Abdullah
  3. Ibrahim
  4. Zainab
  5. Ruqaiyah
  6. Ummi Kalthum
  7. Fatimah Al-Zahra'

Anak Tiri Rosulullah

Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah at-Tamimi (anak kepada Sayyidatina Khadijah bersama Hind bin Habbasy. Ketika berkahwin dengan Rasulullah, Khadijah adalah seorang janda).

Saudara Sesusuan Dengan Rosulullah

Ibu Susuan/Saudara Susuan

  • Thuwaibah → Hamzah
  • Abu Salamah → Abdullah bin Abdul Asad

Saudara Susuan

  • Halimah Al-Saidiyyah → Abu Sufyan bin Harith bin Abdul Muthallib
  • Abdullah bin Harith bin Abdul ' Uzza
  • Syaima ' binti Harith bin Abdul ' Uzza
  • Aisyah binti Harith bin abdul ' Uzza

Bapak Dan Ibu Saudara Rosulullah ( Anak-anak Abdul Muthalib)


  • Al-Harith
  • Muqawwam
  • Zubair
  • Hamzah *
  • Al-Abbas *
  • Abu Talib
  • Abu Lahab (nama asalnya Abdul Uzza)
  • Abdul Ka'bah
  • Hijl
  • Dhirar
  • Umaimah
  • Al-Bidha (Ummu Hakim)
  • Atiqah ##
  • Arwa ##
  • Umaimah
  • Barrah
  • Safiyah (ibu kepada Zubair Al-Awwam) *

* masuk Islam.
## Ulama berselisih pendapat tentang Islamnya.

Sabda Rasulullah SAW:
"Sesiapa yang menghidupkan sunnahku, maka sesungguhnya dia telah mencintai aku
Dan sesiapa yang mencintai aku niscaya dia bersama-samaku di dalam syurga"
(Riwayat Al-Sajary daripada Anas )

اللهم صلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه وسلم

Nabi Muhammad SAW - Manusia agung
 

 Kenalilah Rosululah

Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bertemu muka dengan Baginda lantas melafazkan keislaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda.

Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah:

  • Aku belum pernah melihat lelaki yang segagah Rasulullah
  • Aku melihat cahaya dari lidahnya.
  • Seandainya kamu melihat Baginda, seolah-olah kamu melihat matahari terbit.
  • Rasulullah jauh lebih cantik dari sinaran bulan.
  • Rasulullah umpama matahari yang bersinar.
  • Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah.
  • Apabila Rasulullah berasa gembira, wajahnya bercahaya spt bulan purnama.
  • Kali pertama memandangnya sudah pasti akan terpesona.
  • Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat.
  • Wajahnya seperti bulan purnama.
  • Dahi baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya.
  • Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
  • Mata baginda hitam dengan bulu mata yang panjang.
  • Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut.
  • Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya.
  • Mulut baginda sederhana luas dan cantik.
  • Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.
  • Apabila berkata-kata, cahaya kelihatan memancar dari giginya.
  • Janggutnya penuh dan tebal menawan.
  • Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca.
  • Warna lehernya putih seperti perak, sangat indah.
  • Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya.
  • Rambutnya sedikit ikal.
  • Rambutnya tebal kdg-kdg menyentuh pangkal telinga dan kdg-kdg mencecah bahu tapi disisir rapi.
  • Rambutnya terbelah di tengah.
  • Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjurdari dada ke pusat.
  • Dadanya bidang dan selaras dgn perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih drpd biasa. 
  • Seimbang antara kedua bahunya.
  • Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya, jarinya juga besardan tersusun dgn cantik.
  • Tapak tangannya bagaikan sutera yang lembut.
  • Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik.
  • Kakinya berisi, tapak kakinya terlalu licin sehingga tidak melekat air.
  • Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya.
  • Warna kulitnya tidak putih spt kapur atau coklat tapi campuran coklat dan putih.
  • Warna putihnya lebih banyak.
  • Warna kulit baginda putih kemerah-merahan.
  • Warna kulitnya putih tapi sehat.
  • Kulitnya putih lagi bercahaya.
  • Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kokoh.
  • Badannya tidak gemuk.
  • Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi gagah.
  • Perutnya tidak buncit.
  • Badannya cenderung kepada tinggi, semasa berada di kalangan org ramai baginda kelihatan lebih tinggi drpd mereka.

 KESIMPULANNYA :

Nabi Muhammad sa.w adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh
sepanjang zaman.

Baginda adalah semulia-mulia insan di dunia.

Share:

Siapakah "Elang" Quraisy Sang Penakluk Andalusia ? (Bagian 1)

Pada tahun 750M Bani Abasiyah melakukan pembunuhan terhadap keluarga Bani Umayah. Namun, seorang pemuda yang bernama Abdurrahman bin Muawiyah bin Hasyim bin Abdul Malik berhasil melarikan diri. Kisah bagaimana Abdurrahman Ad-Dakhil meninggikan Islam di Benua Eropa tergolong luar biasa. Kala itu, Abdurrahman yang baru berusia 19 tahun harus kabur dari istana saat keluarganya dari Dinasti Umayah dihancurkan oleh Dinasti Abasiyah.

Ia sempat lari dari Iraq, mengarungi Suriah, menuju Palestina, dan berkali-kali terkepung oleh tentara Abasiyah. Kemudian ia menyebrangi Gurun Sinai ke Mesir, lalu melewati beberapa wialayah Afrika. Setelah mengembara selama lima tahun, perjalanannya berakhir di Andalusia (Spanyol), negeri yang telah ditaklukan oleh nenek moyangnya dari Bani Umayah.

Saat dalam perjalanan, Abdurrahman diikuti oleh 400 budak yang setia pada Bani Umayah. Ada yang mengatakan, ketika dia mendarat pada tahun 755 M, pasukan Syam menghadiahkan seorang budak perempuan yang sangat cantik. Ketika melihat dan memperhatikannya, dia berkata, "Sesungguhnya hati dan mata ini telah sepakat. Jika aku meninggalkan perempuan ini, berarti aku telah menzaliminya. Namun jika aku sibuk dengan perempuan ini, maka aku menzalimi kepentinganku. Karena itu, aku tidak memerlukannya." Kemudian dia mengembalikan perempuan itu kepada mereka.

Abdurrahman dikenal sebagai seorang yang cerdas dan berani. Ia memilih menaklukan Spanyol daripada harus merebut kembali kekuasaan khalifah dari tangan Abasiyah. Dengan pasukan yang dihimpunnya selama perjalanan, ia kemudian memilih menyerang Kordoba. Dia mampu menguasai Spanyol setelah mengalahkan Yusuf AlFihri, gubernur Andalusia (nama Spanyol waktu dulu) saat itu. Dia berhasil menaklukkan kota itu dan kemudian menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan.

Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur yang mendirikan Daulah Abasiyah pun terus mengancam posisi Abdurrahman. Beberapa kali Khalifah Al-Mansur mengirimkan bala tentaranya yang terdiri dari para budak yang setia kepada Daulah Abasiyah untuk mengembalikan Andalusia ke tangan mereka.

Ancaman terhadap Abdurrahman bukan hanya dari Abasiyah. Sejumlah orang dari bangsa Yamaniyun (Arab Selatan) tidak menghendaki Abdurrahman menjadi pemimpin mereka. Bersama sejumlah orang barbar mereka melakukan pemberontakan. Lagi-lagi, Abdurrahman mampu memadamkan berbagai pergolakan tersebut.

Ancaman selanjutnya: Dari Dunia Barat

Bersambung...

Referensi:
Sejarah Para Khalifah, Hepi Andi Bastoni, Pustaka Al-Kautsar. Ensiklpoedi Islam, Abdul Fatah,dkk., Departemen Agama RI.
Share:

9 Keutamaan Shalawat Kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam Menurut Ibnul Qoyyim

Manfaat Shalawat

Diantara manfaat dan keistimewaan shalawat lain yang disebutkan oleh Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah ( dalam kitab beliau: Jalaa’ al-Afhaam fi Fadhli al-Shalaati ‘ala Muhammadin Khair al-Anaam -pent) adalah sebagai berikut:

  1. Ucapan shalawat merupakan salah satu sebab terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dunia serta mensucikan hati seorang muslim.
  2. Ucapan shalawat adalah salah satu sebab ditambahkannya cahaya bagi seorang muslim ketika ia melintasi shirat diatas neraka jahannam yang gelap gulita diakhirat kelak.
  3. Ucapan shalawat dapat menyebabkan adanya pujian dan sanjungan dari penduduk langit dan bumi terhadap orang yang mengucapkannya.
  4. Ucapan shalawat adalah penyebab adanya berkah dalam diri orang yang mengucapkannya, juga adanya berkah dalam amal perbuatan dan umurnya.

Adanya semua keistimewaan dan fadhilah ini disebabkan karena orang yang bershalawat untuk Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pada hakikatnya adalah orang yang berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’ala agar Dia memberikan keberkahan dan rahmat kepada beliau dan keluarganya. Doa yang seperti ini adalah doa yang sangat mustajab, sehingga balasan Allah untuk orang yang mengucapkannya adalah sesuai dengan amalan atau ucapan shalawat yang ia telah lakukan.

Diantara keistimewaan-keistimewaan lainnya adalah:

  1. Dengan mengucapkan shalawat berarti Anda telah memperdengarkan kepada para malaikat dan hamba-hamba Allah yang shalih perkataan yang membahagiakan jiwa dan menyenangkan pendengaran mereka, dan barangsiapa yang memasukkan kebahagiaan dan kegembiraan kedalam hati manusia dengan ucapan shalawat untuk Nabi shallallahu’alaihi wasallam maka Allah akan memberikan kebahagiaan baginya didunia ataupun diakhirat, karena balasan atau ganjaran suatu amalan didapatkan sesuai dengan jenis amalan perbuatan yang telah dilakukan.
  2. Bershalawat dapat menambah keimanan, semakin seorang hamba memperbanyak shalawat maka semangat dan derajatnya semakin terangkat, sebaliknya semakin lisan seorang hamba malas mengucapkan shalawat dan salam untuk Nabi shallallahu’alaihi wasallam maka ia akan merasakan adanya kurangnya iman dan kelalaian dalam dirinya, sebab itu hendaknya ia banyak-banyak berzikir mengingat Allah ta’ala dan bershalawat untuk Nabi tercinta shallallahu’alaihi wasallam.
  3. Dengan memperbanyak ucapan shalawat berarti seorang hamba telah menyiapkan amalan-amalan shalih sebagai bekalnya pada hari dimana saat itu ia akan bahagia dengan apa yang telah ia kerjakan berupa amal kebaikan dan ketaatan / ibadah.Seorang hamba tidaklah memahami hakikat masalah ini kecuali jika ia telah melihat semua amal baiknya terpampang didepan kedua matanya dihari kiamat kelak. Kita memohon kepada Allah Yang Maha Mulia agar menganugerahkan keutamaan tersebut kepada kita semua, aamiin.
  4. Shalawat merupakan salah satu sebab untuk mendapatkan rahmat Allah ta’ala. Siapa saja yang bershalawat memuji Nabi shallallahu’alaihi wasallam didunia niscaya Allah dan para malaikat-Nya akan memujinya pula, serta ia akan mendapatkan rahmat dan berkah Allah jalla wa’ala.
  5. Ucapan shalawat dan salam untuk Nabi shallallahu’alaihi wasallam merupakan sebab kekalnya dan bertambahnya cinta seorang muslim terhadap Nabi-nya, karena semakin seseorang sering menyebut-nyebut orang yang ia cintai beserta kebaikan-kebaikannya maka akan semakin bertambah pula kecintaan dan kerinduannya terhadapnya, sebaliknya jika ia enggan menyebut-nyebut beliau shallallahu’alaihi wasallam atau hanya sedikit menyebut beliau maka tentu imannya berkurang, namun apabila ia kembali memperbanyak shalawat maka imannya akan kembali bertambah.

Semua yang telah disebutkan ini hanyalah beberapa manfaat / keistimewaan yang dapat kita petik dari memperbanyak shalawat, seandainya manfaat dan keistimewaan shalawat ini ditulis dalam sebuah buku yang berjilid-jilid, mungkin hal tersebut hanya dapat memenuhi sedikit saja kesempurnaan dalam menyebutkan hak-hak Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan kemuliannya. Kita memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menganugerahkan kepada kita semua semua manfaat dan fadhilah ucapan shalawat tersebut baik didunia maupun diakhirat kelak. ([1])

[1])-Pent: Meskipun sebagian keutamaan yang disebutkan Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah ini tidak memiliki dalil khusus, namun nampaknya beliau berdalil dengan dalil umum terkait fadhilah atau keutamaan zikir, yang mana shalawat Nabi merupakan salah satunya.

WAHDAH.OR.ID                       
Share:

On Streaming

Acara Hari Ini :

05.00 - 06.00 : Opening-Murotal-DzikirPagi
06.00 - 07.00 : Cakrawala Pagi
07.00 - 08.30 : Embun Pagi (Ust. Oemar Mita)
08.30 - 10.00 : Shobahul Khoir
10.00 - 11.30 : Tausiyah Pendek
11.30 - 12.30 : Murotal
12.30 - 13.30 : Kajian Siang (Ust. Agus Supriadi)
13.30 - 15.00 : ReHat Siang (UA By Request)
15.00 - 16.00 : Murotal
16.00 - 17.00 : Telaga Iman
17.00 - 19.30 : Murotal
19.30 - 20.30 :Tausiyah Malam
20.30 - 21.30 : ReHat Malam (UA By Request)
21.30 - 22.00 : Muhasabah-Closing

Powered by Blogger.

Arsip Kami

Blog Archive

Listeners

Pages