Menurut penelitian, usia tiga sampai lima tahun merupakan usia emas. Di usia tersebut, anak kita bisa belajar enam bahasa dengan sama baiknya, tanpa harus mengalami kebingungan. Demikian kata para ahli.
Lalu, di usia emas tersebut, apa yang kita berikan untuk anak-anak kita?
Dr. Kamil Labudi memiliki gagasan bagus. Gagasan tersebut Pertama taman diterapkan kepada anak-anaknya.
Sejak di kandungan ketiganya secara rutin diperdengarkan ayat Al-Qur'an. Kadang, sang bunda yang membacakan. Kalau bunda lelah, ganti ayah yang membacakan. Dan jika ayah juga lelah, janin mereka diperdengarkan bacaan qari' tertentu melalui kaset. Setiap hari, si janin diperdengarkan satu juz ayat Al-Qur'an. Diulang empat hingga lima kali.
Mulai memasuki usia emas, tiga tahun, mereka mulai ditalqin Al-Qur'an. Terus, kedua orangtua yang berlatar belakang pendidikan apoteker itu tekun mengajarkan Al-Qur'an. Hasilnya, Tabarak, Yazid, dan Zaynah berhasil berhasil hafal Al-Qur'an di usia balita. Suatu hal yang beberapa tahun lalu hampir tidak terpikirkam.
Kini, Dr. Labudi menyertakan tetangga-tetangganya dalam proyek prestisius itu. Mereka dibolehkan menyerahkan anak-anaknya dalam pendidikan PAUD yang disebutnya dengan "Masyru' Tabarak" atau "Proyek Tabarak". Dalam proyek ini, diharapkan muncul hafizh-hafizh balita seperti anaknya, Tabarak, yang pertama kali menjadi model bagi proyek ini.
Proyek itu, kini sudah menunjukkan buahnya. Kalau dulu hampir kita semua mengatakan, menjadi hafizh di usia balita adalah mustahil, kini satu persatu ia berubah menjadi kenyataan, dan tidak menutup kemungkinan segera menjadi tren masa depan.
Memang, sebenarnya kebodohan kita yang selama ini menganggap bahwa anak kita selagi balita tidak bisa diajari Al-Qur'an. Kebodohan kita pula, yang membuat kita takut anak terlalu dini dikenalkan Al-Qur'an melebihi kekhawatiran jika anak-anak kita mendengar lagu, menonton televisi, kecanduan game, dan sibuk dengan gadget.
Tabarak, Yazid , Zaynah, putra-putri Labudi, juga Musa dan Ahsani dari Indonesia, serta hafizh-hafizh cilik yang makin hari makin banyak muncul, menjadi bukti bahwa anggapan kita dulu salah, tidak cukup beralasan.
Semoga anak Anda kelak menjadi balita hafizh Qur'an berikutnya.
Wallahu a'lam.
oleh Ust Hawin Murtadho
Sunday, February 12, 2017
Home »
Penyejuk Hati
,
Tadzkirah
,
Tausiyah
» Tanpa Sadar Kita Telah Menyia-nyiakan Usia Emas Anak-Anak Kita
0 comments:
Post a Comment